"Rupiah masih berpotensi melemah ke kisaran Rp15.965 per USD hingga Rp16 ribu per USD hari ini dengan support di sekitar Rp15.880 per USD sampai Rp15.900 per USD," kata Ariston, Senin, 30 Oktober 2023.
Seperti diketahui, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu, 28 Oktober 2023, mengatakan pasukan rezim Zionis Israel telah melancarkan serangan darat ke Gaza, Palestina, sebagai bagian dari 'perang tahap kedua' untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta membebaskan para tawanan.
Baca juga: Naik Lagi, Inflasi AS Sentuh 3,7% di September |
Menanti kebijakan moneter Fed
Selain itu, potensi pelemahan rupiah turut dipengaruhi antisipasi pasar terhadap rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS, Federal Reserve, pekan ini.
Dalam pertemuan tersebut, pengendalian inflasi dan penguatan kondisi ketenagakerjaan akan menjadi topik pembicaraan.
Inflasi masih menjadi fokus karena melenceng jauh dari target dua persen, dan para pejabat AS bakal mempertanyakan apakah kebijakan saat ini masih cukup mendorong inflasi turun atau perlu kebijakan baru.
Menurut Ariston, pertemuan rapat kebijakan Moneter Bank Sentral AS kemungkinan melemahkan rupiah. "Kenyataannya, inflasi memang belum ke level target dan The Fed (Federal Reserve) biasanya tidak memperjelas kebijakannya ke pasar sampai pengumuman hasil rapat," ujar dia.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat sebesar 0,15 persen atau 24 poin menjadi Rp15.915 per USD dari sebelumnya Rp15.939 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News