Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Meski Kalah Lawan Dolar AS, Rupiah Masih Bertahan di Level Rp15.700-an

Husen Miftahudin • 31 Januari 2024 20:12
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini mengalami pelemahan saat melawan dolar Amerika Serikat (AS), berbalik arah dibandingkan penutupan perdagangan kemarin yang sukses menguat.
 
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 31 Januari 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp15.782 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah tipis dua poin atau setara 0,02 persen dari posisi Rp15.780 di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah dua poin walaupun sebelumnya sempat melemah 30 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp15.780 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.
 
Sementara itu, data Yahoo Finance justru menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp15.775 per USD. Rupiah menguat tipis satu poin atau setara 0,006 persen dari Rp15.776 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.803 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah tujuh poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.796 per USD.
 
Baca juga: Rupiah Tergelincir Lagi ke Level Rp15.800/USD
 

IMF prediksi ekonomi RI tumbuh 5,0%

 
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) kembali mempertahankan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode 2023 dan 2024, yakni tetap di angka 5,0 persen. Proyeksi ini diambil berdasarkan asumsi kebijakan fiskal dan moneter RI.
 
"Sebelumnya, IMF telah meramalkan ekonomi RI akan mampu tumbuh seperti yang pemerintah harapkan, meski proyeksi ekonomi global dari berbagai lembaga terus dipangkas," tutur Ibrahim.
 
Di samping itu, pada Januari 2024 pula IMF merevisi ke atas prospek ekonomi global 2024, dari 2,9 persen menjadi 3,1 persen. Banyak negara yang terus menunjukkan ketahanan yang luar biasa, dengan pertumbuhan yang semakin cepat seperti di negara-negara besar di Asia Tenggara.
 
Sementara negara mitra dagang Indonesia lainnya, yakni Tiongkok, masih diproyeksikan akan tumbuh melambat, di mana konsumsi dan investasi yang lebih lemah terus membebani aktivitas.
 
Sementara itu, di kawasan Uni Eropa, aktivitas diperkirakan akan sedikit pulih setelah 2023 yang penuh tantangan, ketika harga energi yang tinggi dan kebijakan moneter yang ketat membatasi permintaan.
 
Adapun, menurut Ibrahim, proyeksi dari lembaga internasional ini sejalan dengan target pemerintah yang mematok target pada level yang tidak jauh berbeda. Pemerintah dan para ekonom juga optimistis capaian produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2023 akan mampu di atas lima persen. Begitu pula dengan target pemerintah pada 2024 yang mematok target 5,2 persen.
 
"Namun, baik IMF, pemerintah, dan para ekonom terus mencermati perkembangan yang terjadi mulai dari tensi geopolitik yang meningkat hingga tekanan fiskal berbagai negara. Untuk itu, tahun ini pemerintah tidak mengubah proyeksi ekonomi 2024 tetap di angka 5,2 persen sesuai dengan asumsi APBN," jelas Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan