Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

BTN Rampungkan Roadshow ke Investor di 3 Negara

Ade Hapsari Lestarini • 28 November 2022 19:20
Jakarta: PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) telah merampungkan roadshow ke investor institusi di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Singapura. Di berbagai forum investor, manajemen memaparkan rencana penerbitan saham baru melalui skema HMETD atau rights issue dan perkembangan terbaru bisnis perseroan.
 
Wakil Direktur Utama BTN Nixon L.P Napitupulu menjelaskan, investor antusias dengan berbagai inisiatif strategis BBTN dalam meningkatkan profitabilitas sekaligus mewujudkan visi besar menjadi mortgage digital bank terbesar di kawasan.
 
"Berbagai pertanyaan yang mereka ajukan menunjukkan kami memang sudah lama tidak berdiskusi dan menyampaikan business updates ke investor global. Mereka cukup surprise dengan sejumlah perbaikan dan pencapaian BTN," kata Nixon, Senin, 28 November 2022.

Selama ini, Nixon menjelaskan, investor asing melihat masalah likuiditas, struktur biaya dana (cost of fund) dan rasio pembiayaan bermasalah (NPL) sebagai tantangan utama bank. Dia mengatakan, para investor terkejut transformasi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir telah mengubah fundamental perseroan secara signifikan, sehingga BTN menjadi lebih kuat, lebih sehat dan tumbuh secara berkualitas.
 
"Angka NPL berhasil kami tekan, porsi dana murah (CASA) semakin bertambah dan rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) konsisten berada diambang batas yang ideal. Berbagai pencapaian itu tercermin pada pertumbuhan laba bersih," kata Nixon.
 
Bank spesialis kredit perumahan ini membukukan laba bersih Rp2,28 trililun hingga akhir September 2022, melonjak 50,11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,51 triliun. Sepanjang periode Januari-September 2022, BTN menyalurkan kredit Rp289,6 triliun meningkat 7,18 persen dari posisi yang sama tahun lalu. Fokus manajemen pada pertumbuhan kredit yang berkualitas berdampak positif ke NPL.
 
"Sentralisasi proses kredit membuat NPL Gross pada kuartal III berada pada level 3,45 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,94 persen. Sedangkan NPL Nett sebesar 1,23 persen, turun dari posisi 1,50 persen," kata Nixon.
 
Sedangkan dari sisi funding, manajemen telah mengumpulkan CASA hingga Rp143,59 triliun, tumbuh 18,7 persen dibandingkan akhir September 2021 sebesar Rp120,96 triliun. CASA berkontribusi 45 persen terhadap total DPK senilai Rp312,84 triliun. Kenaikan dana murah ini berhasil menekan biaya dana atau cost of fund pada akhir September 2022 menjadi 2,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,28 persen.
 
Baca juga: Ekonomi Global Menantang, Ini 6 Usulan Jangka Pendek BTN di 2023

Prospek pembiayaan properti di Tanah Air

Nixon menjelaskan, investor juga optimistis dengan prospek pembiayaan properti di Tanah Air, sekalipun terdapat tantangan di inflasi, suku bunga dan daya beli. Optimisme muncul setelah diberikan pemahaman tentang bisnis model dan segmen pasar yang dilayani BTN. Investor mengapresiasi komitmen perseroan yang akan menggunakan seluruh dana hasil rights issue untuk meningkatkan penyaluran kredit.
 
"Angka backlog perumahan sebanyak 12 juta unit itu adalah peluang yang sangat menarik dan mayoritas diwakili oleh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang selama ini menjadi target pasar BTN. Posisi kami sebagai tulang punggung pemerintah dalam program KPR bersubsidi meningkatkan keyakinan investor terhadap prospek pertumbuhan BTN ke depan," kata Nixon.
 
Kredit perumahan yang disalurkan BTN hingga akhir September 2022 mencapai Rp256,48 triliun. Dari jumlah tersebut, KPR Subsidi berkontribusi Rp140,97 triliun tumbuh 8,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp129,97 triliun. Sedangkan KPR nonsubsidi tumbuh 6,4 persen menjadi Rp87,11 triliun.
 
Setelah menuntaskan kunjungan ke investor institusi di sejumlah negara, BTN optimistis rights issue akan menuai apresiasi positif dari pelaku pasar. Atas dasar itu, manajemen akan menetapkan harga pelaksanaan (rights) di kisaran premium namun tetap mempertimbangkan potensi cuan untuk investor.
 
"Angka persisnya tunggu informasi resmi yang akan kami sampaikan di prospektus final. Kisi kisinya, kami akan memberikan diskon sekitar 15-20 persen dari harga saham atau PBV terakhir," kata Nixon.
 
Pada akhir pekan lalu, saham BBTN ditutup di level 1.525, mencerminkan PBV 0,76x. Artinya, 1x nilai buku BBTN berada di level 2.040. Analis menilai valuasi saham BTN kemurahan dan belum mencerminkan fundamentalnya. Maka itu, sejumlah sekuritas memberikan rekomendasi beli dengan target harga rata rata di atas Rp1.900.
 
RHB Sekuritas menyematkan buy BBTN dengan target harga Rp2.450, sementara Bahana Sekuritas menetapkan Rp1.950. Sebelumnya, BRI Danareksa dan MNC Sekuritas juga menyarankan beli dengan target harga di atas Rp2.200.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan