"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS setelah pernyataan dari the Fed Jerome Powell (Ketua The Fed) yang bernada dovish. Namun penguatan akan terbatas, dengan investor masih menantikan penyelesaian masalah debt-ceiling (batasan utang)," kata dia, Senin, 22 Mei 2023.
Pada Senin pagi, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat 0,09 persen atau 14 poin ke posisi Rp14.916 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.930 per USD.
Pelototi lobi-lobi kenaikan batas utang AS
Menurut Lukman, sangat penting untuk mengetahui apakah debt ceiling Amerika Serikat (AS) akan dinaikkan atau tidak. "Apabila tidak dinaikkan, maka Pemerintah AS akan default," ucapnya.
Lebih lanjut, implikasi dan skenario dari debt ceiling disebut sangat banyak, antara lain default, pemangkasan spending, dan menaikkan pagu. "Efek ke dolar juga akan beda-beda, sehingga investor cenderung wait and see," ujar Lukman.
Dalam kesempatan lain, Analis ICDX Revandra Aritama menyampaikan bagaimana AS menghadapi situasi utang berpeluang menjadi penggerak utama dalam pergerakan mata uang dolar AS.
Baca juga: Politikus AS Masih Getol Bahas Kenaikan Plafon Utang, Ada Indikasi Membaik? |
Data ekonomi RI positif
Di dalam negeri Indonesia, kondisi data ekonomi dinyatakan relatif baik. Data inflasi, neraca perdagangan, dan program untuk menyimpan dolar sudah dijalankan kendati kondisi AS berpengaruh besar terhadap dolar AS.
"Namun, dengan kondisi Indonesia yang baik, peluang untuk rupiah lanjut menguat pascakondisi utang AS juga terbuka," ujar dia.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News