Ilustrasi biji nikel. Foto: dok Harita Nickel.
Ilustrasi biji nikel. Foto: dok Harita Nickel.

Emiten NCKL Cetak Penjualan Meroket 135%

Ade Hapsari Lestarini • 03 Desember 2023 09:41
Jakarta: PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel dan entitas anak (NCKL) membukukan kenaikan penjualan dan laba bersih pemilik entitas induk di sembilan bulan pertama 2023, kendati kondisi pasar nikel dunia yang cukup menantang.
 
NCKL merupakan perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel terintegrasi yang memiliki kemampuan hulu dan hilir di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Di masa periode sembilan bulan 2023, NCKL membukukan penjualan sebesar Rp17,3 triliun atau naik 135 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp7,4 triliun.
 
Selain itu, perseroan juga mencatatkan kenaikan laba bersih pemilik entitas induk sebesar 24 persen menjadi Rp4,5 triliun dari Rp3,6 triliun di periode sebelumnya. Kenaikan penjualan yang signifikan merupakan hasil dari upaya perseroan yang melakukan ekspansi peningkatan kapasitas produksi secara berkelanjutan baik dari lini bisnis pertambangan, produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL) dan lini produksi smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dalam dua tahun terakhir.

Tambahan satu jalur produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas sebesar 18 ribu ton kandungan nikel per tahun yang telah selesai dibangun oleh salah satu anak usaha Perseroan, yaitu PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), berhasil melakukan produksi komersil sejak awal 2023 dan berhasil mencapai kapasitas produksi secara penuh dalam waktu hanya dua bulan. Sehingga, total kapasitas terpasang dari tiga jalur produksi yang dimiliki oleh PT HPL saat ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 55 ribu ton kandungan nikel per tahun.
 
"Anak usaha lainnya yaitu PT Harita Jayaraya Feronikel (PT HJF) yang memiliki delapan jalur produksi juga telah beroperasi secara bertahap sejak awal 2023 dan sejak Agustus 2023, seluruh jalur produksi PT HJF telah berjalan dengan kapasitas penuh. PT HJF memiliki kapasitas produksi feronikel sampai dengan 95 ribu ton kandungan nikel per tahun," kata Corporate Secretary NCKL Franssoka, dalam keterangan tertulis, Minggu, 3 Desember 2023.
 
 
Baca juga: Kemenperin Buka-bukaan soal Dampak Hilirisasi Nikel

Kenaikan produksi biji nikel


Sementara dari bisnis pertambangan, perseroan mencatatkan kenaikan produksi biji nikel yang signifikan untuk memenuhi tambahan permintaan akibat adanya kenaikan kapasitas produksi baik dari PT HPL maupun PT HJF. Selama periode sembilan bulan 2023, anak usaha NCKL di bisnis pertambangan telah memproduksi sekitar 10 juta biji nikel limonite dan 4,4 juta biji nikel saprolite.
 
Adapun dari lini produksi refinery HPAL, sejak adanya penambahan satu jalur produksi, Perseroan mencatatkan kenaikan produksi MHP sebesar 49 persen dibanding periode tahun sebelumnya yaitu menjadi 46.891 ton kandungan nikel. Sebagian produk MHP yang di produksi, kemudian di konversi menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat, yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan ternary precursor, yang diperlukan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik berbasis nikel. Selama sembilan bulan pertama 2023, perseroan melalui anak usahanya telah memproduksi 9.287 ton nikel sulfat dan 818 ton kobalt sulfat.
 
Selanjutnya, dari lini produksi smelter RKEF, perseroan melalui dua anak usahanya yaitu PT HJF dan PT MSP berhasil membukukan total produksi Feronikel di sembilan bulan pertama 2023 sebesar 68.994 ton kandungan nikel atau naik 268 persen dari tahun sebelumnya. Serta di periode sembilan bulan 2023, PT HJF membukukan volume produksi feronikel sebesar 47.963 ton kandungan nikel. Sedangkan PT Megah Surya Pertiwi (MSP), membukukan volume produksi sebesar 21.031 ton kandungan nikel di sembilan bulan 2023.
 
Kemudian ditinjau dari aspek keuangan, meskipun kondisi pasar penuh tantangan karena turunnya harga nikel di pasar dunia, Perseroan berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp6,1 triliun atau naik sebesar 63 persen dibandingkan sebelumnya sebesar Rp3,8 triliun. Dengan terus melakukan inovasi dan efisiensi di operasional perseroan, laba usaha meningkat 59 persen menjadi Rp5,4 triliun dari Rp3,4 triliun di sembilan bulan pertama tahun sebelumnya. Sedangkan, laba periode berjalan bahkan meningkat 60 persen menjadi Rp5,7 triliun dari Rp3,5 triliun untuk periode yang sama di tahun sebelumnya.
 
 
Baca juga: Memoles Sektor Pengolahan dan Pemurnian Mineral Indonesia Makin Kinclong

 
Perseroan juga mampu mencatatkan laba bersih pemilik entitas induk sebesar Rp1,7 triliun di kuartal ketiga 2023, naik 25 persen dibandingkan Rp1,5 triliun untuk periode yang sama di tahun sebelumnya. Di sembilan bulan pertama 2023, perseroan mencatatkan laba bersih pemilik entitas induk sebesar Rp4,5 triliun atau naik 24 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu.
 
"Dengan semakin berkembangnya industri kendaraan listrik secara global serta rencana
Pemerintah untuk menjadi salah satu produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia, Perseroan dengan semangat dari Obi untuk Indonesia, mempunyai komitmen untuk terus melakukan investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan perseroan," ungkap dia.
 
Saat ini, perseroan sedang melakukan ekspansi lebih lanjut dengan membangun fasilitas HPAL kedua melalui entitas anak yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC) yang ditargetkan akan memiliki tiga jalur produksi dengan kapasitas produksi 65 ribu ton kandungan nikel per tahun MHP dan diharapkan akan beroperasi secara bertahap mulai di kuartal kedua 2024.
 
"Perseroan juga sedang merencanakan ekapansi lebih lanjut untuk lini produksi RKEF melalui entitas asosiasi yaitu PT Karunia Permai Sentosa (KPS) yang ditargetkan memiliki 12 jalur produksi dengan kapasitas produksi 185 ribu ton kandungan nikel per tahun (feronikel) dan diharapkan akan beroperasi secara bertahap mulai semester kedua 2025," kata dia.
 
Sementara dari sisi keberlanjutan, Perseroan akan terus memiliki komitmen untuk melakukan integrasi berkelanjutan di dalam proses bisnis, keterlibatan dan pembangunan masyarakat setempat, serta lingkungan. Perseroan juga akan terus melakukan konsultasi dan diskusi dengan stakeholders serta customers terkait di dalam penerapan standar ESG dan sertifikasi yang akan diterapkan di industri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan