Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi
Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi

Rupiah Masih Lesu

Annisa ayu artanti • 07 Mei 2024 17:16
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terpantau melemah hingga penutupan perdagangan Selasa sore.
 
Pemicunya adalah sikap pelaku pasar yang wait and see terhadap keputusan suku bunga The Fed berikutnya.
 
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa, 7 Mei 2024 rupiah melemah 20,5 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.046 per USD.
 
Sementara mengacu data Yahoo Finance, rupiah melemah lebih dalam yaitu 25 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.045 per USD.
 
Pada perdagangan sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp16.020 per USD.
 
Baca juga: Pembukaan Perdagangan Rupiah Kalah Lawan Dolar AS

Indeks dolar AS menguat

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, indeks dolar AS masih menguat karena fokus pasar pada komentar The Fed terkait dengan sukubunga acuan, setelah data non farm payrolls yang lebih lemah dari perkiraan membuat para pedagang memperkirakan penurunan.
 
Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan tingkat suku bunga saat ini cukup membatasi untuk mendinginkan perekonomian sehingga membawa inflasi kembali ke target bank sentral sebesar dua persen.
 
"Kalender ekonomi minggu ini pun sepi, disorot oleh pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan pada Jumat, sementara sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini," tutur dia.
 
Selain itu, pasar sekarang juga menantikan data lebih lanjut mengenai inflasi Jepang dan pertumbuhan upah untuk mengukur apakah Bank of Japan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut tahun ini. Mereka berharap data tersebut memberikan sedikit keringanan terhadap mata uang Jepang.
 
Sementara itu dari dalam negeri, lanjut Ibrahim, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.262,10 triliun per akhir Maret 2024, setara dengan 38,79 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
 
"Posisi utang tersebut menurun jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2024 yang tercatat sebesar Rp8.319,2 triliun, setara dengan 39,06 persen terhadap PDB," sebut dia.
 
Jika dirincikan, mayoritas utang pemerintah per akhir Maret 2024 berasal dari dalam negeri dengan proporsi sebesar 71,52 persen. Hal ini sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap. 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan