Ilustrasi investasi di SBN Ritel. Foto: Medcom.id
Ilustrasi investasi di SBN Ritel. Foto: Medcom.id

Jangan Bisanya Cuma Nyinyir, Ayo Ikut Bantu Negara Lewat Investasi di SBN Ritel!

Husen Miftahudin • 12 Januari 2023 11:56
Jakarta: Pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN), sebagai ajakan kepada khalayak untuk ikut bersama-sama membiayai anggaran negara. Selain bisa turut serta dalam pembangunan negeri, investasi di SBN juga bisa memberikan keuntungan atau imbal hasil kepada pemegangnya (investor).
 
Dikutip dari berbagai sumber, SBN terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan mata uang dan target investornya, serta cara penawarannya. Berdasarkan mata uang, SBN dibagi menjadi dua jenis, yakni SBN rupiah dan SBN valuta asing (valas).
 
SBN Valas

Jenis SBN ini diterbitkan Pemerintah Indonesia dalam denominasi valas, diterbitkan dalam tiga mata uang yaitu, dolar Amerika Serikat atau USD (obligasi global dan sukuk global), Euro (Euro Bond), dan yen Jepang (Samurai Bond).
 
Penerbitan SBN valas diperuntukan sebagai komplementer untuk menghindari crowding out (agresivitas pemerintah menerbitkan surat utang dengan suku bunga tinggi) di pasar domestik serta menjaga di pasar modal internasional.
 
SBN Rupiah
 
Jenis SBN ini diterbitkan pemerintah khusus untuk masyarakat berkewarganegaraan Indonesia. Berdasarkan penawarannya, SBN Rupiah memiliki dua tipe yaitu, SBN Sistem Lelang dan SBN Sistem Non-Lelang.
 
a. SBN Sistem Lelang
 
SBN dengan sistem lelang ini biasanya ditujukan untuk investor yang berupa institusi atau lembaga, seperti dana pensiun, manajer investasi, atau asuransi, yang memang membutuhkan modal cukup besar.
 
Ada dua produk pada SBN Sistem Lelang ini, yakni Surat Utang Negara (SUN) berupa Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi Negara (ON) serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang berupa Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPSN) dan Project Based Sukuk (PBS).
 
b. SBN Sistem Non-Lelang/SBN Ritel
 
SBN Ritel biasanya ditawarkan dan bisa dibeli masyarakat Indonesia secara luas atau investor ritel. Modal yang digunakan untuk membeli SBN Ritel ini pun terjangkau.
 
SBN Ritel terbagi menjadi dua tipe yaitu, SBN tipe Tradable (dapat diperdagangkan di pasar sekunder) dan SBN tipe Non-Tradable (tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder).
 
1. SBN tipe Tradable
 
SBN tipe ini bisa diperdagangkan di pasar sekunder, yang berarti investor atau pembeli dapat berpotensi meraih keuntungan atau capital gain. Pasar sekunder sendiri merupakan bursa atau pasar tempat surat berharga diperjualbelikan antarinvestor di luar pasar perdana atau primer (secondary market).
 
Penjualan di pasar sekunder dapat dilakukan setelah berakhirnya minimum holding period sesuai yang tercantum pada memorandum informasi. Terdapat dua produk pada SBN tipe ini, yakni Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (SR).
 
- Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
 
Tujuan diterbitkannya ORI adalah untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat atau investor individual untuk secara langsung memiliki dan memperdagangkan secara aktif dalam perdagangan Obligasi Negara.
 
Kupon ORI bersifat tetap dan dibayar tiap bulan. Sebagai instrumen investasi, ORI dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. Artinya, investor yang membeli ORI tidak harus memegangnya hingga jatuh tempo tetapi bisa menjualnya di pasar.
 
Adapun modal minimal untuk ORI ini minimum Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar untuk setiap surat yang dibeli. Biasanya ORI memiliki jatuh tempo selama tiga tahun dan menawarkan kupon/bunga yang fixed atau tetap sebesar 6,0 persen sampai 8,75 persen per tahun.
 
- Sukuk Ritel (SR)
 
Sukuk Ritel secara umum mirip dengan ORI, tetapi berbasis syariah. Sukuk Ritel dijual kepada investor individu melalui agen penjual dengan pembelian minimal Rp5 juta. Imbalan Sukuk Ritel bersifat tetap, dibayar tiap bulan.
 
Baca juga: Bisa Cuan dari SBN Ritel, Gimana Caranya?

 
2. SBN tipe Non-Tradable
 
Pada SBN Non-Tradable, investor tidak bisa menjualnya di pasar sekunder. Namun, biasanya SBN tipe ini memiliki karakteristik early redemption, yaitu dapat dicairkan lebih awal dari masa jatuh tempo.
 
Pemberlakukan kupon atau bunganya sendiri bersifat mengambang dengan tingkat minimum, yang artinya besarannya dapat mengalami kenaikan atau penurunan. Terdapat dua produk pada SBN tipe ini, yakni Saving Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST).
 
- Saving Bond Ritel (SBR)
 
SBR mirip dengan tabungan (saving) atau deposito bank karena tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Artinya, SBR hanya bisa dibeli pada masa penawaran dan disimpan hingga waktu jatuh tempo, kecuali investor memilih fasilitas early redemption (pencairan awal). Masa pencairan awal ini adalah pilihan dan biasanya bisa diambil setelah setahun berinvestasi.
 
Investasi awal SBR sangat rendah, mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 miliar. Biasanya, tenor dari SBR tidak terlalu panjang. Imbalan atau kupon SBR biasanya ditetapkan floating with floor atau mengambang dengan batas minimal.
 
- Sukuk Tabungan (ST)
 
ST secara struktur mirip dengan SBR, tetapi berbasis syariah. ST dijual kepada investor individu masyarakat Indonesia melalui agen penjual dengan pembelian minimal Rp2 juta.
 
Kupon ST biasanya floating with floor dan dibayarkan tiap bulan. Sama seperti SBR, Sukuk Tabungan tidak dapat diperdagangkan, tetapi memiliki fasilitas early redemption.
 
Jadwal dan seri SBN yang akan keluar sepanjang 2023
 
Melansir laman instagram Kementerian Keuangan, setidaknya akan ada delapan SBN Ritel yang akan diterbitkan sepanjang tahun ini. Pemerintah menerbitkan surat berharga tersebut untuk memenuhi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
 
Baca juga: Siap Investasi SBN Ritel 2023, Catat Tanggal Penerbitannya!

 
Dalam Instagram itu juga dijelaskan di 2023 ini juga akan ada yang berbeda, yaitu adanya dua jenis tenor di satu seri. T2 untuk tenor dua tahun dan T4 untuk tenor empat tahun.
 
Berikut jadwalnya:
  1. SBR012-T2: 19 Januari-9 Februari 2023.
  2. SBR012-T4: 19 Januari-9 Februari 2023.
  3. SR018: 3-29 Maret 2023.
  4. ST010: 12-31 Mei 2023.
  5. SWR004: 5 Mei-22 Juni 2023.
  6. ORI023: 26 Juni-20 Juli 2023.
  7. SR019: 18 Agustus-13 September 2023.
  8. ORI024: 9 Oktober-2 November 2023.
  9. ST011: 3-29 November 2023.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan