Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat 0,47% Jadi Rp15.422/USD |
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi naik tujuh poin atau 0,05 persen menjadi Rp15.415 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.422 per USD.
Sementara dari sisi domestik, Komisi XI DPR RI dalam rapat kerja pada 28 Agustus 2024, menyepakati besaran Asumsi Dasar Ekonomi Makro, Sasaran Pembangunan, dan Indikator Pembangunan untuk APBN Tahun Anggaran (TA) 2025.
Asumsi dasar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi sebesar 2,5 persen dengan nilai tukar rupiah sebesar Rp16 ribu per USD dan suku bunga SBN 10 tahun sebesar tujuh persen.
Sasaran pembangunan, meliputi tingkat pengangguran terbuka 4,5-5 persen, tingkat kemiskinan 7-8 persen, tingkat kemiskinan ekstrem nol persen, gini rasio 0,379-0,382, dan indeks modal manusia sebesar 0,56.
Prospek penurunan suku bunga AS
Menurut alat CME FedWatch, pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dari Fed pada bulan depan, dengan peluang 34,5 persen untuk penurunan sebesar 50 bps.Taruhan investor terhadap pemangkasan suku bunga AS yang akan segera terjadi semakin diperkuat oleh pernyataan Ketua Fed Jerome Powell di Jackson Hole minggu lalu waktunya telah tiba untuk memangkas suku bunga.
Prospek penurunan suku bunga AS bulan depan telah menjatuhkan dolar AS, yang selama sebagian besar dari dua tahun terakhir, telah didorong oleh siklus pengetatan agresif Fed.
Prospek penurunan suku bunga The Fed membuat Greenback sejak itu telah jatuh sekitar 2,9 persen untuk bulan ini sejauh ini, menempatkannya pada jalur penurunan bulanan tertajam dalam sembilan bulan.
Rilis konsumsi pribadi AS
Sementara itu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti pada Jumat, ukuran inflasi yang disukai Federal Reserve, menjadi berita utama minggu ini."PCE jelas merupakan data terpenting minggu ini di AS, tetapi saya ragu data itu akan secara material mengubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan FOMC kecuali jika terjadi kesalahan yang signifikan," kata Ahli Strategi Mata Uang di Commonwealth Bank of Australia Carol Kong, dilansir Yahoo Finance, Kamis, 29 Agustus 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News