Perbankan digital. foto: Medcom.id.
Perbankan digital. foto: Medcom.id.

Bank Digital Fokus kepada Penguatan Ekosistem

Arif Wicaksono • 30 Juni 2023 20:51
Jakarta: Direktur Utama (Dirut) Superbank Tigor M. Siahaan memaparkan bagaimana teknologi merevolusi sektor perbankan Indonesia. Dirinya berbagi wawasan tentang tren dan tantangan di industri fintech dan perbankan digital Indonesia.
 
baca juga: Takut Diretas, Mayoritas Orang Indonesia Lebih Suka Bank Konvensional Daripada Bank Digital

Banyak orang di Indonesia membutuhkan akses ke layanan keuangan. Namun Indonesia memiliki populasi underbanked terbesar di Asia Tenggara. Mereka yang termasuk kelompok underbanked di antaranya pelaku UMKM dan nasabah ritel. Padahal mereka membutuhkan pinjaman untuk terus mengembangkan usahanya. Akibat underbanked, tak sedikit dari mereka akhirnya terjerat pada pinjaman ilegal.
 
Di sinilah kehadiran bank digital dapat membantu memberikan solusi dan mendukung produktivitas kalangan underbanked sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Diferensiasi dan strategi Superbank Tigor melihat baik perbankan digital maupun perbankan konvensional memiliki peluang besar, tapi pasarnya berbeda.
 
"Sebagai bank dengan layanan digital, kami fokus pada apa yang ada di depan kami. Yang membuat kami berbeda adalah kami akan dapat memberikan solusi terhadap masalah akses pembiayaan yang dihadapi masyarakat Indonesia, dimulai dengan ekosistem kami terlebih dahulu," kata Tigor, dikutip dari Media Indonesia, Jumat, 30 Juni 2023.  

Dia mengatakan di dalam ekosistem Superbank, baik di Grab maupun Emtek, kami mengetahui data dan flow transaksi merchant, kios dan warung di ekosistem kita sehingga kami dapat lebih fokus pada UMKM dan segmen ritel.
 
"Data yang telah terintegrasi itu merupakan aset yang unik, yang dapat digunakan oleh Superbank untuk melakukan assesment atau credit scoring terhadap nasabah-nasabah tersebut,” kata Tigor.
 
“Segmen unbanked dan underbanked yang membutuhkan akses keuangan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya, seperti untuk membayar biaya sekolah anak-anak mereka atau memperluas warung atau kios mereka tetapi tidak memiliki akses ke pembiayaan, merekalah yang ingin dibantu oleh Superbank,” tambahnya.

Privasi data pribadi

Privasi data pelanggan menjadi pembicaraan di mana-mana belakangan ini. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) No. 7 Tahun 2022 untuk melindungi data pribadi warga negara Indonesia, memastikan kedaulatan data Indonesia, termasuk penggunaan dan pengelolaan data oleh industri, serta lembaga negara.
 
“Bicara soal privasi data, banyak orang lebih fokus pada aspek kriminalnya. Namun, kita juga perlu memperhatikan edukasi kepada pelanggan mengenai privasi data," ujar Tigor.
 
"Harus ada informasi yang jelas dan terbuka dari bank dan pihak penyedia jasa keuangan kepada para nasabah. Ini salah satu yang membedakan bank digital berlisensi dengan penyedia jasa keuangan ilegal,” kata Tigor.
 
Dia mengimbau nasabah untuk selalu waspada dan cermat ketika membaca syarat dan ketentuan sebelum mereka memberikan persetujuan dan mendaftar ke aplikasi apa pun. Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi, ancaman serangan siber menjadi salah satu hal yang perlu diantisipasi. Tigor menilai perlunya kolaborasi antar pemain di industri perbankan dan para pemangku kepentingan dalam mengatasi ancaman keamanan siber.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan