Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Takut Diretas, Mayoritas Orang Indonesia Lebih Suka Bank Konvensional Daripada Bank Digital

Antara • 20 Juni 2023 11:04
Jakarta: Survei Consumer Payment Attitudes Study (CPAS) 2022 Visa di Indonesia menemukan penggunaan bank konvensional di kalangan masyarakat lebih banyak bila dibandingkan dengan bank digital, yakni sebesar 51 persen.
 
Responden survei mengungkapkan sejumlah kekhawatiran terhadap bank digital. Sebanyak 46 persen mengaku takut rekeningnya di-hack (diretas), 39 persen khawatir akan terjadinya transaksi tidak sah atau penipuan, dan 35 persen mengkhawatirkan jaringan yang tidak stabil.
 
"Itu kekhawatiran utama terhadap bank digital. Oleh karena itu, kita perlu terus meningkatkan literasi bank digital, terutama dari sisi keamanan," kata Head of Products and Solutions Visa Indonesia Dessy Masri dalam gelar wicara yang dipantau secara virtual, dikutip Selasa, 20 Juni 2023.

Kendati demikian, survei menemukan penggunaan bank digital di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 75 persen pada 2020, 86 persen pada 2021, dan 88 persen pada 2022. Peningkatan tersebut utamanya berasal dari kelompok muda yang lebih adaptif dengan teknologi, yakni generasi milenial dan gen Z.
 
Baca juga: Sektor Pendidikan Perlu Dorong Literasi Finansial

Literasi keuangan orang Indonesia masih rendah, rawan kena tipu


Namun, peningkatan inklusi keuangan tersebut belum seimbang dengan tingkat literasi keuangan. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks inklusi keuangan mencapai 85,10 persen, sementara indeks literasi keuangan masyarakat berada di level 49,68 persen.
 
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menjelaskan kondisi tersebut menunjukkan banyak orang yang memiliki akun bank, tapi tidak paham terhadap produk-produk keuangannya. Ia berpendapat hal itu bisa berbahaya bagi masyarakat.
 
"Karena masyarakat jadi rentan terhadap penipuan. Dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat untuk mengurangi risiko tersebut," ujar Huda.
 
Dia mendorong upaya meningkatkan literasi keuangan dapat dimulai dari sisi pendidikan. Bahkan, ia merekomendasikan agar literasi keuangan diterapkan dari jenjang Sekolah Dasar (SD).
 
"Untuk meningkatkan tingkat literasi, harus dimulai dari pendidikan. Kalau anak SD umumnya cuma mengenal uang dan menabung, tapi harus masuk juga terkait manfaat layanan perbankan, pembayaran menggunakan kartu maupun handphone, dan sebagainya. Literasi ini yang harus kita dorong," kata Huda.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan