Ilustrasi Rupiah. Foto: AFP/Adek Berry.
Ilustrasi Rupiah. Foto: AFP/Adek Berry.

Dear BI-Pemerintah, Ini yang Harus Dilakukan Biar Rupiah Strong Lagi!

Antara • 24 April 2024 11:14
Jakarta: Head Of Fixed Income Research PT Sinarmas Sekuritas (SimInvest) Aryo Perbongso menyatakan koordinasi komprehensif antara Bank Indonesia (BI) dengan pemerintah sangat penting untuk menstabilkan nilai tukar (kurs) rupiah dan menerapkan kebijakan berorientasi pertumbuhan yang bersifat preemptive.
 
Hal ini dilakukan karena adanya ketegangan di Timur Tengah antara Iran dengan rezim Israel yang menimbulkan risiko terhadap pasar di Indonesia, yang diperburuk potensi dampak kenaikan harga minyak hingga USD100 per barel, arus keluar modal, dan depresiasi rupiah.
 
"Pemerintah dan Bank Indonesia menghadapi dilema dalam memilih antara kebijakan propertumbuhan dan menstabilkan biaya fiskal untuk mengelola nilai rupiah. Mempertahankan BI Rate di tengah tantangan-tantangan ini dapat memberikan sinyal dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi, namun dapat menyebabkan peningkatan biaya fiskal," ungkap Aryo dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 24 April 2024.
 
Baca juga: Hore! Rupiah Pagi-pagi Menguat Banyak dan Balik Lagi ke Level Rp16.100-an
 

Tahan BI rate, kerek yield SBN


Dengan nilai tukar saat ini, lanjut dia, pihaknya menilai kemungkinan besar BI rate masih dapat dipertahankan pada April 2024, mengingat siklus pembayaran dividen yang masih berjalan.

Seiring dengan itu, terdapat kekhawatiran kenaikan BI Rate pada saat ini mungkin takkan memberikan efektivitas signifikan. Skenario yang dinilai memungkinkan bagi BI dan pemerintah untuk menstabilkan nilai rupiah adalah dengan mempertahankan BI rate dan meningkatkan imbal hasil Surat Utang Negara (SBN).
 
"Dengan dipertahankannya BI Rate, berarti mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan menaikkan suku bunga, meskipun hal ini dapat menyebabkan peningkatan biaya fiskal APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) karena imbal hasil SBN yang lebih tinggi," ucap Aryo.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan