Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, jumlah investor SBN per akhir Januari 2024 telah mencapai 1.015.531 investor. Itu terdiri dari investor individu maupun institusi. Dari jumlah tersebut, sebesar 97,84 persen merupakan investor individu.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan masyarakat bisa ikut ambil bagian dalam mendukung pembiayaan pembangunan negara saat berinvestasi di SBN.
“(Dengan SBN), harapannya visi Pemerintah atau negara ini bisa mendapatkan pendanaan dengan jangka waktu lebih panjang. Selain itu, masyarakat bisa menyiapkan hari tuanya secara lebih baik dengan berinvestasi di instrumen-instrumen yang menguntungkan dan aman,” kata Deni dilansir Antara, Minggu, 18 Februari 2024.
Baca juga: Wajib Tahu! Ini Perbedaan SBR, ORI, ST, dan SR untuk Investor Pemula |
Meski jumlah investor SBN itu masih kalah jika dibandingkan dengan investor pasar modal yang mencapai 12.326.700 penanam modal, investor SBN terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Pada 2020, KSEI mencatat sebanyak 460.372 investor menanamkan dananya di SBN. Angka itu tumbuh menjadi 611.143 investor pada 2021, kemudian 831.455 investor pada 2022, dan melonjak menjadi 1.002.727 investor pada akhir Desember 2023. Dari tahun ke tahun, porsi investor individu tetap mendominasi.
Indonesia memiliki cita-cita untuk mengubah paradigma dari masyarakat yang gemar menabung (saving society) menuju masyarakat gemar investasi (investment society).
Maka, pemerintah pun telah menyediakan opsi instrumen investasi berisiko rendah kepada masyarakat melalui penerbitan obligasi pemerintah terutama SBN ritel.
Cara membeli SBN Ritel
SBN ritel, yang bisa dibeli oleh masyarakat perseorangan atau individu tanpa sistem lelang, memiliki berbagai keuntungan dibanding instrumen investasi lainnya termasuk pokok dan imbalan yang dijamin negara.Pada awal tahun ini, Pemerintah menawarkan SBN ritel perdananya kepada masyarakat, yaitu Obligasi Negara Ritel seri 025 (ORI025), dengan kupon atau imbal hasil yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN.
Pemesanan ORI025 untuk tenor 3 tahun maupun 6 tahun per 15 Februari 2024 mencapai Rp10,87 triliun yang dihimpun dari 37.371 investor.
Hingga penutupan pada 22 Februari 2024, Kemenkeu berharap pemesanan ORI025 bisa mencapai Rp15-Rp20 triliun.
Adapun sepanjang tahun ini, Kemenkeu menargetkan penerbitan SBN ritel dapat menembus senilai Rp140-Rp160 triliun. Target itu meningkat dibandingkan tahun 2023 yang mencapai sekitar Rp147 triliun dan tahun 2022 sekitar Rp107 triliun. Pada setiap penerbitan SBN ritel, kementerian membidik 16 hingga 20 ribu investor baru.
Pemerintah akan menerbitkan beberapa jenis SBN ritel selain ORI, usai penutupan ORI025. Pada awal Maret, sukuk ritel (SR) dijadwalkan bakal terbit. Produk ORI dan SR dengan seri lain direncanakan terbit pada semester II 2024.
Masyarakat juga dapat menantikan SBN ritel lainnya pada tahun ini termasuk satu seri savings bond ritel (SBR) dan dua seri sukuk tabungan (ST).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News