Melansir FX Street, Sabtu, 6 Januari 2024, logam mulia ini menunjukkan volatilitas setelah rilis data ekonomi AS yang beragam. Terutama dipicu oleh kuatnya pasar tenaga kerja AS namun lemahnya sektor Jasa.
Namun, pasar bergegas untuk menyesuaikan proyeksi dovish mereka terhadap Federal Reserve (Fed) dan sekarang bertaruh pada peluang yang lebih tinggi untuk memulai siklus pelonggaran yang lebih cepat.
Data pasar tenaga kerja AS
Pada Desember, pasar tenaga kerja AS menunjukkan kinerja yang kuat sebagaimana dibuktikan oleh laporan Nonfarm Payrolls, yang melebihi ekspektasi dengan menambahkan 216 ribu pekerjaan.Angka itu tidak hanya melampaui prediksi konsensus sebesar 170 ribu pekerjaan, tetapi juga meningkat secara signifikan dari bulan sebelumnya sebesar 173 ribu pekerjaan.
Baca juga: Masih Berkilau, Harga Emas Dunia Bertahan di USD2.044/Ons |
Selain itu, pendapatan rata-rata per jam mengalami kenaikan bulanan sebesar 0,4 persen melampaui perkiraan konsensus sebesar 0,3 persen dan menyamai angka bulan sebelumnya.
Sementara untuk tingkat pengangguran untuk bulan ini tetap stabil di level 3,7 persen, atau sedikit lebih rendah dari yang diantisipasi sebesar 3,8 persen.
Di sisi negatif, Institute for Supply Management (ISM) Services PMI untuk Desember mencatat penurunan menjadi 50,6, terhadap ekspektasi pasar 52,6, di bawah angka sebelumnya yaitu 52,7, yang memicu penurunan dolar AS, berpotensi membatasi penurunan logam selama sisa sesi.
Di tempat lain, imbal hasil obligasi AS berada dalam tren naik yang menekan harga emas. Imbal hasil obligasi dua tahun diperdagangkan pada 4,40 persen. Sementara imbal hasil obligasi 5 tahun dan 10 tahun melonjak kembali di atas empat persen.
Meskipun demikian, kenaikan imbal hasil mungkin terbatas, menurut CME FedWatch Tool, pasar saat ini bertaruh pada penurunan suku bunga lebih awal dari The Fed.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News