Ilustrasi Rupiah. Foto: AFP/Adek Berry
Ilustrasi Rupiah. Foto: AFP/Adek Berry

Rupiah Merosot ke Level Rp16.200/USD

Annisa ayu artanti • 17 April 2024 10:03
Jakarta: Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) terpantau kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini. Rupiah kembali mencatatkan level pelemahan terdalam sejak April 2020 karena tembus Rp16.200 per USD.
 
Mengacu data Bloomberg, Rabu, 17 April 2024, rupiah melemah 84,6 poin atau 0,52 persen dari penutupan sebelumnya menjadi Rp16.260 per USD.
 
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah terpantau ambruk 89 poin atau 0,55 poin menjadi Rp16.259 per USD.

Pada penutupan perdagangan kemarin rupiah masih berada di level Rp16.170 per USD.
 
Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah untuk Jaga Rupiah

Penyebab pelemahan rupiah

Melansir Antara, pelemahan rupiah pagi ini dipengaruhi oleh data inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Amerika Serikat (AS) Maret 2024 yang naik.
 
"Hal tersebut terjadi karena pada beberapa rilisan angka fundamental penting Amerika yang mendukung kekokohan dolar AS, angka Inflasi Consumer Price Index periode bulanan naik menjadi 0,4 persen dari perkiraan 0,3 persen," kata analis Finex Brahmantya Himawan.
 
Brahmantya menuturkan rupiah saat ini terbebani dan telah mencapai lebih dari Rp16.000, bahkan perputaran uang yang besar selama Ramadan dan Idulfitri masih belum mampu membendung dampak penguatan dolar AS terhadap rupiah, sehingga dapat dikatakan faktor dari luar yang lebih dominan dalam pelemahan rupiah ini.
 
Angka CPI AS periode tahunan pada Maret 2024 juga naik menjadi 3,5 persen dari periode sebelumnya yang hanya 3,2 persen.

Target inflasi AS masih jauh 

Angka tersebut mengindikasikan target inflasi bank sentral AS atau The Fed masih jauh sehingga pemangkasan suku bunga kebijakan AS berpotensi tidak terjadi dalam waktu dekat, sebagaimana yang dikatakan Ketua The Fed Jerome Powel masih menanti isyarat dan angka inflasi mengarah ke dua persen.
 
Disusul angka penjualan ritel Amerika yang meningkat menjadi 0,7 persen, jauh di atas perkiraan yang hanya 0,4 persen, mengukuhkan penguatan dolar AS terhadap rupiah.
 
Dari sisi geopolitik, Iran yang menyerang Israel menjadikan pedagang mengalihkan pandangan terhadap aset safe haven mata uang yaitu dolar AS.
 
"Saat ini tren penguatan dolar AS masih terlihat jelas sehingga rupiah berpotensi akan terdepresiasi lebih lanjut," ujar dia.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan