"Sentimen global dan domestik mempengaruhi depresiasi rupiah. Melemahnya nilai tukar rupiah erat kaitannya dengan perkembangan perekonomian dan sentimen di pasar keuangan, baik dari sisi global maupun domestik," kata Ekonom dari Bank Mandiri Reny Eka Putri dilansir Antara, Selasa, 16 April 2024.
Ia menuturkan perkembangan perekonomian Amerika Serikat (AS) dan kebijakan bank sentral AS atau The Fed menjadi faktor eksternal utama yang memengaruhi pergerakan mata uang global, termasuk rupiah.
Selama bertahun-tahun, jika terdapat potensi perbaikan perekonomian AS atau kebijakan bank sentral AS yang bernada hawkish, maka peluang penguatan dolar AS semakin besar sehingga memberikan tekanan terhadap rupiah.
Baca juga: Faktor Ini Jadi Penyebab Rupiah Jatuh |
Dari dalam negeri, kondisi fundamental, arah aliran dana asing, dan prospek pertumbuhan ekonomi turut menentukan perubahan nilai tukar rupiah.
Inflasi yang tinggi berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah karena dapat menurunkan daya beli masyarakat serta meningkatkan barang dan jasa.
Faktor dalam negeri seperti defisit neraca perdagangan, kebijakan moneter, inflasi, kinerja perekonomian dalam negeri, faktor politik, dan stabilitas sosial dapat melemahkan nilai tukar rupiah.
"Pemerintah dan otoritas terkait harus memantau dan mengelola faktor-faktor tersebut untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutur dia.
Rupiah melemah usai Idulfitri
Menurut dia, rupiah kerap melemah pascalibur Idulfitri dalam satu dekade terakhir. Secara historis, perkembangan global dan domestik mengiringi fluktuasi nilai tukar rupiah sebelum dan sesudah libur Idulfitri."Dalam sepuluh tahun terakhir, dalam tujuh kali hari perdagangan setelah libur Idulfitri, rupiah rata-rata melemah sebesar 0,44 persen dibandingkan nilai rupiah sebelum hari raya," ujar dia.
Ia mengatakan kenaikan indeks dolar AS tidak selalu berkorelasi dengan melemahnya rupiah. Dari pantauan terhadap pergerakan indeks dolar sebelum dan sesudah Hari Raya Idulfitri, terlihat bahwa indeks dolar AS seringkali bergerak stabil atau hanya berubah sekitar 0,1 persen.
Namun, momen pelemahan rupiah relatif tinggi pada 2022 seiring dengan kenaikan indeks dolar AS yang juga menembus level di atas 100.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News