Demikian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR dengan agenda pembahasan Asumsi Dasar Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2021 di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 22 Juni 2020.
"Sampai dengan Juni ini, kalau kita lihat jumlah dari nett foreign buying atau capital flow ke dalam perekonomian kita dalam bentuk saham, dari Januari ke 19 Juni 2020 itu masih negatif Rp12,3 triliun, jika dibandingkan dengan di 2019 yang positif Rp68,8 triliun," ujarnya.
"Pembelian SUN juga mengalami negatif Rp127,9 triliun untuk periode Januari-Juni. Tahun lalu positif Rp95 triliun," sambungnya.
Baca: Pemerintah-Komisi XI DPR Sepakati Asumsi Makro dan Target Pembangunan 2021
Bila diakumulasikan, nett foreign buying dalam surat berharga maupun saham dalam rentang Januari hingga Juni 2020 ialah minus Rp140,2 triliun. Angka itu turun tajam bila dibandingkan dengan di periode yang sama tahun lalu yang positif Rp164 triliun.
Akan tetapi, lanjut Ani, perbaikan sedikit terlihat pada sisi pembelian surat utang yang dilakukan investor asing. Hal tersebut di saat yang sama menunjukkan sinyal positif bagi pasar keuangan Indonesia.
"Yield kita dari luar negeri sudah mengalami penurunan yang cukup siginifikan jika dibandingkan dengan periode April ke sini, sudah mengalami perbaikan 150 basis poin," pungkasnya.
Adapun BI mencatat arus modal asing yang masuk ke Indonesia hingga 15 Juni 2020 mencapai USD7,3 miliar atau setara Rp102,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News