Ilustrasi Rupiah. Foto: MI/Susanto.
Ilustrasi Rupiah. Foto: MI/Susanto.

Pascainsiden Penembakan Trump, Rupiah Dibuka Ambruk

Husen Miftahudin • 15 Juli 2024 09:52
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini mengalami pelemahan pascapenembakan terhadap calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat kampanye di Pennsylvania pada Sabtu petang waktu setempat.
 
Mengutip data Bloomberg, Senin, 15 Juli 2024, rupiah hingga pukul 09.26 WIB berada di level Rp16.158 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 22 poin atau setara 0,14 persen dari Rp16.136 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.154 per USD, melemah 20 poin atau setara 0,12 persen dari Rp16.134 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali menguat.
 
"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.080 per USD hingga Rp16.150 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Baca juga: Harga Emas Dunia Bakal Cetak Rekor Tertinggi Gegara Insiden Penembakan Trump, Kok Bisa Ngaruh?
 

Ekonomi Indonesia masih strong


Pemerintah telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap tumbuh 5,2 persen hingga akhir tahun sesuai dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di APBN sebesar 5,2 persen. Meskipun, ekonomi global saat ini masih stagnan dan berbagai lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 di bawah level itu.
 
Dana Moneter Internasional atau IMF bahkan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 hanya sebesar 5,0 persen. Demikian juga Bank Dunia atau World Bank yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya 5,0 persen. Bank Indonesia juga menganggap pertumbuhan ekonomi 2024 hanya sebesar 5,1 persen.
 
"Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 5,2 persen sampai akhir tahun itu akan ditopang oleh bergeliatnya ekspor dan investasi di Indonesia. Untuk ekspor Juni yang akan dirilis hari ini diprediksi akan cukup bagus sehingga akan menunjukkan lagi pemulihan ekspor," terang Ibrahim menjelaskan.
 
Sedangkan untuk investasi, tambah dia, terlihat dengan berjalannya proyek-proyek infrastruktur pemerintah, termasuk proyek strategis nasional atau PSN.
 
Di sisi lain, konsumsi masyarakat juga berpotensi kembali menggeliat pada paruh kedua tahun ini, ditopang oleh dukungan belanja pemerintah yang akan naik 2,6 persen sampai akhir tahun dari pagu yang telah ditetapkan.
 
Sementara belanja negara akan membengkak menjadi sebesar Rp3.412,2 triliun atau mencapai 102,6 persen dari target dalam APBN 2024 sebesar Rp3.325,1 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan