Wakil Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu. Foto: Medcom.id
Wakil Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu. Foto: Medcom.id

Sedang Tahap Due Diligence, BTN Lepas Unit Usaha Syariah Paling Lambat Juli 2023

Ade Hapsari Lestarini • 19 Oktober 2022 11:30
Jakarta: PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan melepas unit usaha syariah (UUS) ke PT Bank Syariah Indonesia (BSI) paling lambat Juli 2023. Saat ini progresnya masih dalam tahap uji tuntas alias due diligence.
 
"UUS masih bersama dengan BSI, sedang melakukan due diligence, masih di tengah jalan. Kami mempertahankan tenggat waktu, transaksi ini paling lambat Juli 2023, kita speed up prosesnya," ujar Wakil Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu, saat konferensi pers, dikutip Rabu, 19 Oktober 2022.
 
Menurut Nixon, proses due diligence ini masih dijalankan yakni dari sisi penilaian aset. Penilaian ini, lanjut dia, tidak hanya sekadar kredit saja, namun juga dari sisi loat at risk (LAR), liabilitas, dananya, jaringan, hingga ke human capital.

"Kita koordinasi dengan cukup baik dan dibantu konsultan, sebelum tenggat waktu diharapkan bisa direalisasikan dengan baik," ujar Nixon.
 
Baca juga: Konsolidasi BSI & UUS BTN Perkuat Fokus Bank Pemerintah

Saat ini BSI tengah menunggu untuk mengubah status dari anak usaha BUMN menjadi bank BUMN. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BSI pada Mei 2022, seluruh pemegang saham telah sepakat pemerintah Indonesia memiliki saham Seri A Dwiwarna di perseroan. Sebelum Saham Seri A Dwiwarna masuk, pemegang saham BSI adalah Bank Mandiri (50,83 persen), BNI (24,85 persen), BRI (17,25 persen), publik (7,08 persen).
 
Konsolidasi Bank Syariah Indonesia dengan unit usaha syariah BTN melalui proses akuisisi dinilai akan meningkatkan fokus bisnis setiap bank pelat merah.
 
Mengutip laporan keuangan masing-masing bank, per Maret 2022, BSI memiliki kemampuan lebih baik dalam mengelola pembiayaan bermasalah. Tercermin dari rasio non-performing financing (NPF) gross bank sebesar 2,91 persen dan NPF net 0,9 persen. Pada periode yang sama, rasio NPL gross BTN 3,6 persen dan NPL net 1,28 persen.
 
Hal ini diikuti dengan likuiditas BSI yang lebih memadai, dengan rasio pembiayaan terhadap tabungan sebesar 74,37 persen, sedangkan BTN 95,39 persen.
 
Adapun salah satu rancangan kerja Kementerian BUMN saat ini terhadap bank pelat merah adalah menentukan fokus dari masing-masing bank. Menteri BUMN Erick Thohir menugaskan BRI menggarap pasar UMKM, Bank Mandiri menyasar korporasi, BNI menjadi bank internasional, dan BTN memperkuat fokus di bidang perumahan untuk mengurangi angka backlog dan membantu masyarakat memiliki rumah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan