Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rupiah Lemah, Jangan Takut Berlebihan!

Media Indonesia.com • 26 Oktober 2022 14:18
Jakarta: Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dinilai tidak perlu disikapi dengan ketakutan berlebih. Kondisi perekonomian nasional masih relatif aman, kendati rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS yang terus menguat.
 
"Kalau menurut saya masih relatif aman, walaupun kita mengalami tekanan rupiah. Belum menjadi sesuatu yang membahayakan perekonomian kita," jelas Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam, dilansir Mediaindonesia.com, Rabu, 26 Oktober 2022.
 
Menurutnya, pelemahan nilai tukar, tidak hanya terjadi pada mata uang Indonesia, tetapi banyak negara yang mengalami, bahkan Inggris dan Australia mengalami pelemahan yang luar biasa.

"Bahkan kalau kita lihat pelemahan mereka lebih dalam, justru misal kita lihat rupiah terhadap AUD, itu kita menguat," sambungnya.
 
Baca juga: Dolar AS Lebih Menggoda, Awas Rupiah Bisa Sentuh Rp16 Ribu!

Piter menegaskan pelemahan rupiah harus dilihat secara jernih. Karena menurutnya ada keuntungan dan kerugian dalam penurunan nilai tukar. Pelaku ekonomi yang bertumpu pada sektor ekspor pasti diuntungkan dengan penguatan penguatan dolar AS.
 
"Ada pihak yang justru diuntungkan oleh kenaikan harga itu atau pelemahan rupiah. Untuk eksportir, pelemahan rupiah itu menguntungkan. Kalau importir pasti akan merasa berat," tukasnya.
 
Menurutnya, saat ini neraca perdagangan Indonesia justru lebih banyak ekspor. Artinya banyak pihak yang merasa diuntungkan dengan penguatan dolar AS.
 
"Sekarang posisi kita bagaimana? Lebih banyak impor atau ekspor? Kalau kita lihat neraca perdagangan, kita lebih banyak ekspor dari pada impor," terusnya.
 
Meski demikian, ada pula pihak yang terdampak dari pelemahan tersebut yakni masyarakat kecil. Hal itu akibatkan harga barang impor akan terkerek naik sehingga bisa memicu kenaikan inflasi.
 
"Berarti kelompok masyarakat bawah yang terdampak. Kalau inflasi kan yang pasti terdampak adalah orang miskin," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan