Aset kripto terbesar ini melemah -1,14 persen dan berada di kisaran USD86.600 atau sekitar Rp1,43 miliar.
Dominasi BTC kini berada di level 59,48 persen, sementara total kapitalisasi pasar kripto ikut terkoreksi 1,40 persen ke posisi USD2,9 triliun.
Top gainer dan loser 24 jam terakhir
Berdasarkan data kemarin, 2 Desember 2025.Top Gainer
Zerebro (ZEREBRO): +43,58 persen
Jelly-My-Jelly (JELLYJELLY): +37,04 persen
Merlin Chain (MERL): +36,34 persen
Top Loser
Legacy Token (LGCT): -49,54 persen
Giggle Fund (GIGGLE): -24,73 persen
Port3 Network (PORT3): -23,16 persen
| Baca juga: Keyakinan Whale di Balik Rebound Bitcoin ke Area USD86.000 |
Bitcoin merosot karena risk aversion global
Bitcoin (BTC) mengalami penurunan tajam pada hari Senin, mencatat kerugian harian terbesar sejak awal November. BTC terakhir turun 6 persen di level USD85.788, setelah sempat menyentuh level terendah USD83.869.Penyebab utama adalah kejatuhan ini dipicu oleh sentimen risk aversion yang meluas, menyusul sinyal kemungkinan pengetatan kebijakan moneter dari Bank Sentral Jepang (BoJ), yang menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi.
Selain itu, data ekonomi AS menunjukkan aktivitas manufaktur kembali menyusut di November, menandakan sektor tersebut masih berada dalam periode lesu.
Whale strategy terus akumulasi
Di tengah tekanan jual ritel dan risk aversion, whale terbesar Bitcoin, Strategy (sebelumnya MicroStrategy), justru menunjukkan komitmen long-term dengan terus mengakumulasi aset.Penambahan Aset: Strategy mengumumkan pembelian tambahan 130 BTC senilai USD11,7 juta, mendorong total kepemilikan mereka menjadi angka simbolis 650.000 BTC.
Dukungan Dividen: Perusahaan juga membentuk cadangan Dolar AS sebesar USD1,44 miliar untuk mendukung pembayaran dividen.
The Fed dan upgrade Ethereum
Meskipun sentimen bearish jangka pendek mendominasi, pasar menanti dua katalis positif yang diharapkan membalikkan tren yakni pertemuan Federal Reserve (The Fed) pada 9-10 Desember semakin dekat.Pasar saat ini mematok probabilitas pemotongan suku bunga 25-bps sebesar 80 hingga 87 persen. Pemotongan bunga ini secara tradisional mendukung aset berisiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News