Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Ssstt,, Ini 5 Tips Bisnis untuk Naikkan Omzet Jualan saat Ramadan, Jangan Lupa Dicoba!

Angga Bratadharma • 10 April 2023 16:06
Jakarta: Ramadan merupakan momentum istimewa bagi masyarakat Muslim di Indonesia, terutama di tahun ini yang terasa lebih spesial karena pandemi covid-19 mulai berakhir. Bahkan, perputaran uang di Indonesia bisa melonjak Rp243 triliun pada puncak Lebaran 2023 yang sekaligus juga mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2023 mendekati lima persen.
 
Momen identik Ramadan dan Lebaran di Indonesia ditandai dengan adanya berbagai tradisi unik yang kerap dipertahankan, seperti mengirimkan bingkisan, berbuka puasa bersama, dan berbelanja untuk persiapan menyambut Idulfitri. Berbagai tradisi tersebut menawarkan peluang emas bagi para pelaku bisnis untuk menaikkan omzet usaha.

 
Pasalnya, survei yang dilakukan oleh The Trade Desk bersama YouGov menunjukkan 68 persen masyarakat Indonesia berencana untuk belanja daring lebih banyak tahun ini, meningkat 19 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Beberapa kategori terfavorit adalah bingkisan, baju dan aksesoris, kebutuhan ibadah, serta bahan makanan.

Survei JakPat juga menunjukkan 43 persen masyarakat Indonesia berencana untuk meningkatkan anggaran pengeluaran Ramadan 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Oleh sebab itu, penting bagi para pelaku bisnis untuk terus memantau tren konsumen dan meraih peluang dari momen ini untuk meningkatkan penjualan.
Baca: Harga Kebutuhan Pokok Turun di Pertengahan Puasa, Ini Daftarnya

"Berdasarkan data Xendit, kami melihat adanya tren kenaikan jumlah transaksi di sektor konsumtif di setiap Ramadan menuju Idulfitri. Sebagai referensi, di 2022 terjadi kenaikan jumlah transaksi lebih dari 150 persen, seiring peningkatan total nominal transaksi di atas 50 persen," kata Co-Founder dan COO Xendit Tessa Wijaya, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 10 April 2023.
 
Lebih lanjut, Xendit membagikan tips bagaimana para penjual bisa meningkatkan omzet dengan memanfaatkan berbagai tradisi dan kebiasaan unik di masa Ramadan yaitu:

Gencarkan promosi saat sahur, ngabuburit, dan buka puasa

Kebiasaan sahur, ngabuburit, dan buka puasa yang erat dengan Ramadan ikut memengaruhi pola perilaku pengguna di dunia maya. Penggunaan internet pada saat sahur (93 persen) dan berbuka puasa (84 persen) akan meningkat seiring dengan kecenderungan pengguna untuk menggunakan handphone mereka saat makan.
 
Sementara itu. penggunaan internet diperkirakan menurun beberapa jam sebelum waktu buka puasa (63 persen) dan di malam hari (52 persen), ketika kebanyakan orang memilih untuk bersosialisasi dan menjalankan ibadah Tarawih. Dengan adanya pergeseran waktu prime time, pelaku usaha harus menggencarkan promosi dan interaksi dengan konsumen di jam-jam strategis agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Buat paket hampers untuk tingkatkan loyalitas pembeli

Semenjak pandemi covid-19 dan menurunnya interaksi tatap muka, banyak orang yang memilih menunjukkan perhatian kepada rekan dan keluarga melalui pengiriman hampers Ramadan. Survei JakPat menunjukkan 46 persen responden berencana untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk bingkisan atau hampers.
 
Untuk merespons tren ini, pelaku bisnis bisa membuat paket hampers berisi bundling produk jualan yang dikemas dengan apik, atau berkolaborasi dengan merek lain. Selain itu, mereka juga bisa memberikan promo khusus Ramadan seperti diskon, gratis ongkir, atau bahkan menawarkan hampers yang bisa dikustomisasi.

Beri promo buka bersama

Tradisi bukber sangat identik saat Ramadan. Jakpat menemukan bahwa delapan dari 10 orang Indonesia menyatakan tertarik berbuka bersama dengan keluarga dan teman-teman. Pelaku bisnis dapat memanfaatkan ketertarikan ini misalnya dengan menyediakan voucher diskon buka bersama jika pembeli check out dengan nominal tertentu

Manfaatkan tunjangan hari raya dan momen belanja Idulfitri

Beberapa pekan sebelum Idulfitri, karyawan se-Indonesia akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) yang biasanya digunakan untuk keperluan hari raya seperti mudik dan kebutuhan rumah tangga. Pakaian (88 persen) menjadi barang utama yang ingin dibeli saat Ramadan, diikuti oleh peralatan ibadah (66 persen), dan sepatu (60 persen).
 
Tren berbelanja yang meningkat setelah THR ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku bisnis dengan menawarkan berbagai produk bertemakan Ramadan, berkolaborasi dengan merek yang memiliki nuansa Ramadan, serta menggunakan iklan atau ads untuk lebih efektif menjangkau konsumen terutama pada saat prime time.

Konten terkait pulang kampung

Pulang kampung atau mudik juga menjadi tradisi Ramadan yang sangat populer. Pada periode waktu ini, sektor pariwisata mengalami peningkatan permintaan yang sangat besar, terutama terkait transportasi dan akomodasi. Untuk memanfaatkan momentum mudik, pelaku usaha bisa membuat berbagai konten terkait mudik, atau memberikan giveaway atau hadiah bagi pembeli yang beruntung berupa voucher transportasi dan akomodasi untuk mudik.
 
Selain memahami tren pasar, penting bagi para pelaku bisnis untuk selalu memberikan kemudahan dan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi konsumen. Salah satunya adalah dengan menyediakan beragam metode pembayaran untuk memudahkan konsumen melakukan transaksi.
 
Apalagi saat ini, pembeli Indonesia menyukai metode pembayaran yang berbeda-beda, mulai dari e-wallet, transfer bank, atau pembayaran di outlet ritel. Kami harap pelaku bisnis dapat meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan momentum ini," tutup Tessa.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan