Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik tersebut utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp4,67 triliun. Beruntung pasar saham RI justru kedatangan duit (beli neto) dari asing sebanyak Rp3,29 triliun.
"Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 2 Maret 2023, nonresiden beli neto Rp38,41 triliun di pasar SBN dan Rp0,03 triliun di pasar saham," ungkap Direktur Departemen Komunikasi BI Fadjar Majardi dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 4 Maret 2023.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun turun ke level 89,96 basis poin (bps) per 2 Maret 2023 dari 95,31 bps per 24 Februari 2023. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Baca juga: Yield Obligasi Jeblok, Wall Street Malah Raup Cuan Gede |
Rupiah ambruk
Minggatnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik tersebut turut membuat nilai tukar rupiah semakin terpuruk di hadapan dolar AS. Mata uang Garuda tersebut kini sudah berada di level Rp15.300 per USD.
Mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap USD berada di level Rp15.311 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 30 poin atau setara 0,20 persen dari posisi Rp15.280 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.300 per USD. Rupiah turun 30 poin atau setara 0,19 persen dari Rp15.270 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.306 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 33 poin dari Rp15.273 per USD di perdagangan sebelumnya.
Terkait hal tersebut, Fadjar menekankan bahwa Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. "Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," tegasnya.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News