Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Mau Hujan Uang Lewat Jalur Investasi? Coba Cek Dulu Proyeksi Laporan Standard Chartered Ini

Angga Bratadharma • 13 Januari 2023 12:59
Jakarta: Standard Chartered Wealth Management Chief Investment Office (CIO) baru saja merilis laporan Outlook 2023 yang menguraikan strategi investasinya serta sejumlah tema utama untuk perekonomian yang diperkirakan terus menemui tantangan di 2023. Adapun semua pihak memang harus berhati-hati di tahun ini karena diramal bakal gelap.
 
Pertumbuhan perekonomian global yang melambat karena resesi ekonomi Amerika Serikat diperkirakan turut menahan laju inflasi. Namun demikian, tingkat inflasi kemungkinan tetap berada di atas tingkat yang aman bagi para bank sentral di seluruh dunia.
 
Sementara itu, laporan ini juga memperkirakan pertumbuhan di Tiongkok akan pulih karena adanya penghapusan pembatasan kegiatan masyarakat secara bertahap dan fokus kebijakan pada stabilisasi pertumbuhan di negara tersebut.
Baca: Perpu Ciptaker Dinilai Buka Perlindungan Koperasi dan UMKM

"Dengan latar belakang tersebut, tim CIO Standard Chartered merekomendasikan kepada para investor untuk membangun fondasi yang aman atau SAFE," sebut Standard Chartered, dilansir dari keterangan tertulisnya, Jumat, 13 Januari 2023.

Secure your yield atau amankan imbal hasil


Tingkat imbal hasil saat ini menjadi salah satu peluang besar di 2023. Fokus harus ditujukan pada obligasi overweight seperti obligasi pemerintah dan/atau korporasi yang berkualitas dibandingkan dengan ekuitas dan uang tunai.

Allocate to long-term value atau mengalokasikan investasi kepada nilai jangka panjang

Fokus kepada tingkat imbal hasil harus diimbangi dengan eksposur ke nilai jangka panjang, yang terlihat di pasar ekuitas dan obligasi Asia (di luar Jepang). Di Kawasan Asia di luar Jepang, investasi bisa ditujukan pada ekuitas Tiongkok yang overweight, mengingat valuasinya yang murah serta katalis positif. Kelas aset menarik lainnya adalah obligasi Asia USD.

Fortify against further surprises atau antisipasi kejutan lebih lanjut

Adanya kemungkinan resesi di Amerika Serikat berarti investor harus siap menghadapi kejutan yang tidak menguntungkan, dan obligasi pemerintah berkualitas tinggi dapat menjadi salah satu mitigasi tersebut. Uang tunai dan emas juga merupakan penjaga portofolio utama.

Expand beyond the traditional atau keluar dari pendekatan tradisional

Dengan asumsi kenaikan yang tidak normal dalam korelasi antara obligasi dan saham tidak akan bertahan hingga akhir 2023 maka permintaan untuk aset yang relatif tidak berkorelasi kemungkinan besar akan terus berlanjut. Strategi alternatif, seperti strategi alternatif likuid dan kelas aset privat, dapat membantu.

Tim CIO menilai pasar valuta asing bisa menjadi sumber peluang lain, di mana dolar AS berkemungkinan turun selama 6-12 bulan ke depan karena The Fed menawarkan katalis dalam bentuk jeda dalam siklus kenaikan suku bunga bank sentral. Tim CIO juga bersikap bullish pada nilai mata uang EUR dan JPY, dan menilai kedua mata uang tersebut bisa menguat di tahun ini.
 
Pemilihan sektor yang tepat merupakan sumber pengembalian lainnya. Di Tiongkok, sektor layanan komunikasi dan pilihan konsumen diharapkan mendapat manfaat dari kebijakan pengurangan pembatasan kegiatan masyarakat.
 
Sementara di India, sektor keuangan, industri, dan kebutuhan pokok konsumen akan mendapat manfaat dari permintaan domestik. Di Amerika Serikat, sektor kesehatan, kebutuhan pokok, dan energi lebih banyak diminati. Sedangkan di Eropa, sektor keuangan dan energi merupakan pilihan utama.
 
Group Chief Investment Officer Steve Brice mengatakan 2022 merupakan tahun penarikan besar-besaran. Hal ini membawa dampak kepada banyak investor dan membuat mereka sulit untuk mendapatkan perlindungan di pasar keuangan.
 
"Perspektif baru berdasarkan kondisi pasar saat ini masih mungkin untuk melayani investor dengan baik, dan kami berharap laporan outlook terbaru kami akan memungkinkan mereka untuk membuat keputusan investasi yang objektif yang sesuai dengan tujuan kekayaan mereka," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan