Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar saham yang tercatat keluar sebanyak Rp1,42 triliun.
Sementara, di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor bule justru menyuntik dana-dananya (beli neto) sebesar Rp0,45 triliun dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang masuk sebesar Rp0,19 triliun.
"Selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 20 Juni 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp42,10 triliun di pasar SBN, jual neto Rp9,35 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp117,77 triliun di SRBI," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 22 Juni 2024.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun relatif stabil di level 76,04 basis poin (bps) per 20 Juni 2024 dari 76,40 bps per 14 Juni 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Baca juga: Minggu Ini Ditutup Melemah ke Rp16.450/USD, Bagaimana Nasib Rupiah Pekan Depan? |
Rupiah makin ambruk
Minggatnya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik tersebut membuat nilai tukar rupiah semakin melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah ambruk hingga ke level Rp16.450 per USD.
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 21 Juni 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.450 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 20 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp16.430 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.445 per USD. Rupiah turun 30 poin atau setara 0,18 persen dari Rp16.415 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.458 per USD. Mata uang Garuda tersebut juga melemah sebanyak 38 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp16.420 per USD.
Terkait hal tersebut, Erwin menekankan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
"Serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tegas Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News