Baca juga: Optimisme Investor Dorong Wall Street Kembali Menguat |
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menuturkan penurunan suku bunga The Fed akan mendorong pemangkasan suku bunga Bank Indonesia atau BI-rate.
Penurunan suku bunga biasanya diikuti penyaluran kredit yang meningkat akibat menurunnya cost of funds atau biaya bunga yang dibayarkan oleh bank atas dana yang berhasil dihimpun.
"Penurunan ini dapat berdampak pada menurunnya suku bunga di dalam negeri yang tentu juga mendorong meningkatnya pertumbuhan kredit perbankan Indonesia," ujarnya dikutip dari Media Indonesia, Senin, 16 September 2024.
Dian juga menjelaskan penurunan FFR dapat memberikan dampak positif bagi pasar negara berkembang atau emerging market karena dapat meningkatkan aliran modal atau capital inflow, termasuk di Indonesia.
Meningkatnya capital inflow diyakini akan memperkuat nilai tukar rupiah dan meningkatkan ketersediaan likuiditas perbankan sehingga dapat mendukung pertumbuhan kredit.
Selain itu, penurunan suku bunga domestik yang merupakan cerminan menurunnya biaya dana bagi bank maupun bagi debitur dinilai akan berpengaruh positif bagi profitabilitas perbankan dan sekaligus menurunkan risiko kredit perbankan.
Saat ini kondisi likuiditas perbankan dikatakan terjaga dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 113,49 persen. Rasio Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 25,56 persen di atas threshold pada Juli 2024.
Berdasarkan hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) OJK triwulan III 2024, jumlah alat likuid pada akhir 2024 diproyeksikan meningkat sehingga likuiditas perbankan juga tetap terjaga.
Bergantung kepada model bisnis
Namun demikian, Dian menegaskan kebijakan suku bunga tiap bank berbeda dan sangat bergantung pada model bisnis, kondisi likuiditas dan toleransi risiko (risk tolerance) tiap bank.Saat ini secara umum, meski suku bunga simpanan meningkat yang didorong oleh peningkatan suku bunga acuan selama setahun terakhir, pergerakan rerata suku bunga kredit cenderung flat, bahkan menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
"Hal ini disebabkan prioritas bank untuk tetap menjaga kualitas kreditnya," beber Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News