Ilustrasi. FOTO: MI/SUSANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/SUSANTO

Rupiah Pagi Kalah Kuat dari Dolar AS

Antara • 25 Oktober 2022 09:44
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Selasa pagi terpantau melemah. Kondisi itu patut terus diwaspadai karena ada potensi mata uang Paman Sam terus menguat sejalan The Fed yang terus menaikkan suku bunga acuan guna meredam ledakan inflasi.
 
Mengutip Antara, Selasa, 25 Oktober 2022, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah 27 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp15.613 per USD dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.586 per USD.
 
Sedangkan dolar AS naik tipis pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), meskipun ada dugaan intervensi valuta asing lagi oleh Jepang. Sementara sterling berfluktuasi setelah Rishi Sunak terpilih menjadi perdana menteri ketiga Inggris dalam tujuh minggu terakhir, dan yuan Tiongkok jatuh ke rekor rendah.


Yen mencapai level terendah 149,70 per dolar semalam sebelum melonjak ke level tertinggi 145,28 dalam beberapa menit setelah Bank Sentral Jepang (BoJ), yang bertindak untuk Kementerian Keuangan Jepang, telah intervensi lagi.
Baca: Bahlil: Rp200 Triliun Investasi Masuk ke Pembangunan IKN

Volatilitas overnight yen melonjak ke level tertinggi sejak 21 September, sehari sebelum BoJ masuk untuk menopang mata uang untuk pertama kalinya sejak 1998. Jepang kemungkinan menghabiskan rekor 5,4 triliun hingga 5,5 triliun yen dalam intervensi pembelian yen, menurut perkiraan oleh perusahaan pialang pasar uang Tokyo.
 
Mata uang Jepang terakhir di 148,89, turun 0,77 persen terhadap greenback. Dolar bertahan kuat setelah dugaan intervensi BoJ, tetapi melemah, sempat berubah negatif, setelah data PMI (Indeks Manajer Pembelian) flash S&P menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi untuk bulan keempat berturut-turut pada Oktober, bukti terbaru dari pelemahan ekonomi.

 
Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya mengatakan data mungkin menunjukkan pergerakan kuat dolar mendekati akhir. "Anda memiliki kelemahan yang signifikan dalam PMI ini. Bagi saya itu adalah bendera merah besar. Ekonomi AS terus menunjukkan tanda-tanda ketahanan yang kuat dan sekarang sepertinya itu akan hilang," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan