Dow Jones Industrial Average (DJIA) kehilangan 530,16 poin, atau 1,35 persen menjadi 38.596,98. DJIA yang berisi 30 saham mengalami sesi terburuk sejak Maret 2023, dan mencatat penurunan hari keempat berturut-turut. S&P 500 turun 1,23 persen menjadi berakhir pada 5.147,21. Nasdaq Composite turun 1,40 persen menjadi 16.049,08.
baca juga: Wall Street Bervariasi, Nasdaq dan S&P500 Menguat |
Melansir Investing.com, harga minyak mentah WTI berjangka untuk Mei 2024 naik 0,08 persen ke level USD86,88 per barel. Kemudian minyak mentah acuan Brent kontrak Juni 2024 naik 0,05 persen nenjadi USD91,11 per barel.
Harga minyak telah meningkat tahun ini, membukukan kenaikan selama tiga bulan berturut-turut, dengan minyak mentah AS bertambah hampir 21 persen sementara Brent naik 18 persen. Reli ini didorong oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur serta pengetatan pasar minyak mentah global.
Imbal hasil treasury naik
Kenaikna harga minyak dunia mendorong spekulasi The Fed tak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini membuat imbal hasil Treasury 10-tahun naik di 4,305 persen. Patokan imbal hasil Treasury sempat menyentuh 4,429 persen pada hari Rabu, yang merupakan level tertinggi baru untuk tahun ini.Kepala Strategi Investasi CFRA Research Sam Stovall menuturkan Imbal hasil (yield) 10-tahun adalah kekuatan pendorong utama karena kekhawatiran The Fed yang menyiratkan mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunganya.
Ketua Fed Jerome Powell menyatakan meskipun masih ada ruang untuk penurunan suku bunga tahun ini, para pembuat kebijakan memerlukan lebih banyak bukti bahwa inflasi bergerak menuju pedoman bank sentral sebesar dua persen sebelum suku bunga dapat diturunkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News