Dengan penduduk Indonesia didominasi oleh kaum milenial dan gen Z, yang secara persentase kedua kelompok ini mencapai lebih dari 50 persen dari populasi penduduk Indonesia, sangat penting bagi kelompok produktif ini untuk dapat mengatur keuangan dengan perencanaan keuangan yang cerdas.
Hal ini karena ada banyak hal dalam hidup yang tidak dapat dikontrol, seperti PHK atau pemotongan gaji, terserang penyakit dengan biaya pengobatan yang besar, inflasi uang pendidikan, dan sentimen negatif karena geopolitik ataupun ekonomi yang memengaruhi pasar investasi dan menyebabkan instrumen investasi merugi.
Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti menjelaskan mengatur keuangan dapat diibaratkan membangun rumah, yang terdapat dua pilar dalam rumah keuangan. Salah satu pilarnya dana darurat untuk berjaga-jaga di saat kondisi darurat dengan jumlah tanggungan atau pekerjaan sebagai dasar penentuan berapa dana darurat yang perlu dipersiapkan.
Baca: BLT Tak akan Menahan Peningkatan Kemiskinan Ekstrem |
"Idealnya, dana darurat dapat sebesar 3-6 bulan pengeluaran kita. Untuk pilar yang kedua, terdapat asuransi sebagai pilar untuk berjaga-jaga jika terjadi risiko yang tidak terduga atau tidak dapat dikontrol. Jika kedua pilar tersebut sudah kokoh, barulah kita siap untuk berinvestasi," sebut Ni Made, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 5 September 2022.
Dalam memilih asuransi, tambahnya, terdapat juga piramida asuransi dengan asuransi kesehatan menjadi prioritas utama. Asuransi kesehatan merupakan asuransi yang paling berdampak dalam hidup dan dapat dimulai dari memiliki BPJS, asuransi kantor, ataupun asuransi swasta.
Kedua, terdapat asuransi penyakit kritis yang tidak kalah penting, karena biaya pengobatan penyakit kritis sangat mahal, dan sebagai bentuk berjaga-jaga apabila tidak ditanggung oleh BPJS ataupun asuransi kesehatan kantor. Ketiga, terdapat asuransi jiwa yang wajib dimiliki bagi yang sudah memiliki tanggung jawab atau tanggungan.
"Sangat penting bagi kita memerhatikan beberapa hal sebelum membeli asuransi. Bisa dimulai dengan cek reputasi perusahaan, dengan memastikan perusahaan tersebut terdaftar di OJK dan memiliki kondisi keuangan perusahaan yang baik. Selain itu, memiliki asuransi harus disesuaikan dengan kebutuhan," tuturnya.
"Dan ketiga, pertimbangkan berapa premi yang harus dibayarkan, metode, dan periode pembayaran premi dengan perhitungan idealnya, premi asuransi sebesar 10-15 persen dari total income kita. Dengan begitu, kita dapat lebih bijak dalam memilih asuransi," pungkas Ni Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News