Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: dok Bank Indonesia.
Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto: dok Bank Indonesia.

BI Akui Realisasi Inflasi Tahun Ini Bakal Melenceng dari Target

Despian Nurhidayat • 18 Agustus 2022 13:58
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan inflasi 2022 diperkirakan akan melebih batas atas sasaran tiga persen plus minus satu persen. Hal ini terutama disebabkan oleh masih tingginya harga energi dan pangan global, gangguan cuaca, serta kesenjangan pasokan antarwaktu dan antardaerah.
 
"Inflasi 2022 berisiko untuk melebihi batas atas sasaran tiga persen plus minus satu persen. Di samping masih tingginya harga pangan dan energi global, kenaikan permintaan juga kemungkinan akan mendorong tekanan inflasi dari sisi permintaan untuk ke depannya," ungkapnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 secara virtual, Kamis, 18 Agustus 2022.
 
Lebih lanjut, untuk mengatasi hal ini, Perry menegaskan perlu langkah konkret bersama baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan yang tercatat sangat tinggi atau mencapai 11,47 persen, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional.

Sejalan dengan hal tersebut, bank sentral telah menginisiasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sebagai wujud komitmen bersama untuk dapat segera mengatasi tingginya inflasi pangan serta menjaga daya beli masyarakat.
 
"BI juga terus akan mengarahkan kebijakan kami untuk memastikan stabilitas inflasi, nilai tukar dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter kami arahkan untuk mendukung stabilitas. Sementara kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pasar uang, UMKM, dan ekonomi keuangan syariah untuk mendukung pemulihan ekonomi," ucap Perry.
 
Baca juga: Presiden Perintahkan Menteri Pakai Dana Tak Terduga Tangani Harga Pangan Tinggi

 
Selain itu, Perry memastikan untuk sementara ini BI belum perlu menaikkan suku bunga acuan. Hal ini disebabkan pemerintah pusat telah memastikan kondisi saat ini masih sangat baik, sehingga BI tidak perlu terburu-buru menaikkan suku bunga acuan.
 
"Karena ada subsidi energi dan pengendalian pangan, sehingga dari sisi kebijakan suku bunga tidak harus buru-buru dinaikkan. Sehingga masih bisa menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan