Dalam RUPST, para pemegang saham juga menyetujui rencana penggunaan laba ditahan sebesar Rp294,63 miliar untuk membiayai ekspansi perseroan dan Rp1 miliar sebagai cadangan umum.
"Untuk tahun ini, kami bersiap untuk lari lebih kencang lagi untuk meraih berbagai peluang yang tersedia di depan mata, terutama terkait tren perkembangan industri kendaraan listrik yang semakin cerah," kata Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 7 April 2023.
Perseroan melihat bisnis otomotif akan tetap prospektif pada 2023 di tengah tantangan resesi di tingkat global, yang sejalan dengan meningkatnya permintaan otomotif pada kuartal IV-2022 dan berlanjut ke 2023.
Selain itu, pihaknya berharap prospek penjualan kendaraan listrik akan meningkat sejalan dengan pemberian insentif, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat oleh pemerintah.
Baca juga: 2 Hal Ini Jadi Kunci Percepatan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik, Apa Saja Tuh? |
Booming kendaraan listrik
Ia melanjutkan rencana pemerintah dalam memberi insentif terhadap kendaraan listrik tersebut telah menumbuhkan harapan akan adanya booming kendaraan listrik.
Diketahui, penjualan mobil listrik di Indonesia sepanjang 2022 telah mencapai 15.437 unit mobil, atau melesat 383,46 persen year on year (yoy) dibandingkan penjualan 2021 yang sebanyak 3.193 unit.
Dengan prospek bisnis otomotif tersebut, DRMA menargetkan pendapatan dan laba bersih tumbuh sekitar 20 hingga 25 persen yoy pada 2023, namun tetap memperhatikan perkembangan kondisi ekonomi lokal dan global secara seksama.
"Kami optimis, 2023 ini bisnis otomotif akan kembali bertumbuh, mengingat ekonomi diperkirakan akan tumbuh lebih baik dari perkiraan sebelumnya," pungkas Irianto.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News