Mengutip data Bloomberg, Kamis, 14 Desember 2023, rupiah hingga pukul 9.45 WIB berada di level Rp15.481 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik sebanyak 180 poin atau setara 1,15 persen dari Rp15.661 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.469 per USD, naik sebesar 185 poin atau setara 1,18 persen dari Rp15.654 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meski demikian rupiah kemungkinan besar akan mengalami pelemahan.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.640 per USD hingga Rp15.710 per USD," ujar Ibrahim.
Baca juga: Dolar AS Tertekan Usai The Fed Sampaikan Proyeksi Ekonomi |
Imbal hasil obligasi AS turun
Penguatan rupiah pada pagi hari ini ditengarai oleh imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menurun setelah pengumuman hasil keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) AS.
Adapun, indeks dolar AS melemah menjadi 103,2, level terendah dalam sepekan terakhir. Demikian pula imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun turun di bawah 4,1 persen, terendah sejak awal 23 Agustus.
Diketahui, Bank Sentral AS (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil di level 5,5 persen pada FOMC pertemuan kemarin dan adanya rencana tiga kali penurunan suku bunga pada 2024. Keputusan The Fed tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar.
The Fed melihat indikator-indikator AS terkini menunjukkan pertumbuhan ekonomi telah melambat, peningkatan lapangan kerja telah melambat namun tetap kuat, dan tingkat pengangguran tetap rendah.
Sebelumnya, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali sejak 22 Maret, yang merupakan laju pengetatan tercepat sejak awal tahun 1980-an.
Ke depan, The Fed mengupayakan lapangan kerja dan inflasi maksimum sebesar dua persen dalam jangka panjang dengan pemangkasan suku bunga setidaknya tiga kali menjadi 4,75 persen pada 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News