Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI
Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI

Rupiah Sore Gilas Dolar AS

Angga Bratadharma • 23 Agustus 2023 16:46
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan perdagangan Rabu terlihat menguat ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.320 per USD. Perlahan tapi pasti, mata uang Garuda berhasil kembali di level Rp15.200 per USD seiring hadirnya sentimen positif.
 
Melansir Bloomberg, Rabu, 23 Agustus 2023, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup di Rp15.295 per USD, menguat 0,14 persen atau setara 21 poin. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.295 hingga Rp15.329 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.238 per USD.

Di sisi lain, dolar AS menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Para pedagang fokus pada Simposium Ekonomi Jackson Hole yang akan diadakan 24-26 Agustus dan mengantisipasi pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell, di tengah kehadiran banyak bank sentral dan pemimpin ekonomi.
 
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,25 persen menjadi 103,5671 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0852 dolar AS dari 1,0898 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi 1,2738 dolar AS dari 1,2764 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Baca: Ekonomi Indonesia Ditaksir Tumbuh 5,04% di 2023

Dolar AS dibeli 145,8630 yen Jepang, lebih rendah dari 146,0860 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,8800 franc Swiss dari 0,8782 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3552 dolar Kanada dari 1,3543 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,9374 krona Swedia dari 10,9443 krona Swedia.

The Fed diskusi penguatan ekonomi

Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin mengatakan kemungkinan penguatan ekonomi berarti adanya lapangan bermain yang lebih luas di luar diskusi The Fed baru-baru ini mengenai apakah perekonomian akan tergelincir ke dalam resesi atau mencapai apa yang disebut soft landing karena inflasi melambat tanpa penurunan.

Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bangkit kembali dari pelemahan awal, dengan obligasi 10-tahun melampaui level tertinggi penyelesaian multi-tahun pada Senin. Kontrak bertenor 10 tahun diperdagangkan pada 4,346 persen dan obligasi bertenor dua tahun pada 5,018 persen.
 
Penjualan rumah yang dimiliki sebelumnya di Amerika Serikat turun 2,2 persen pada Juli dari Juni ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 4,07 juta unit, National Association of Realtors (NAR) melaporkan. Penjualan turun 16,6 persen dibandingkan Juli tahun lalu, sementara rumah terjual pada laju paling lambat pada Juli sejak 2010.
 
National Association of Realtors menyalahkan suku bunga yang lebih tinggi dan pasokan yang masih ketat untuk penurunan tersebut.
 
“Pembeli rumah telah melihat jumlah pilihan berkurang karena sebagian besar pemilik rumah puas untuk tetap tinggal dan menikmati rumah mereka saat ini, terutama mereka yang memiliki suku bunga hipotek rendah,” kata Kepala Ekonom Realtor.com Danielle Hale.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan