Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI
Ilustrasi. FOTO: MI/RAMDANI

Rupiah Pagi di Akhir Pekan Sukses Gilas Dolar AS

Antara • 11 November 2022 09:32
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Jumat pagi terpantau menguat. Mata uang Paman Sam tak bertenaga usai Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) naik lebih rendah dari yang diperkirakan dan menunjukkan The Fed bisa kurang agresif menaikkan suku bunga.
 
Mengutip Antara, Jumat, 11 November 2022, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat 147 poin atau 0,94 persen ke posisi Rp15.547 per USD dibandingkan dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.694 per USD.
 
Sementara itu, dolar AS turun tajam pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Pelemahan terjadi setelah indeks harga konsumen AS Oktober naik lebih rendah dari yang diperkirakan menunjukkan inflasi mendingin yang memungkinkan The Fed menjadi kurang agresif dengan kenaikan suku bunganya.
 
Data inflasi AS juga mengangkat mata uang lainnya terhadap dolar. Yen Jepang pada satu titik naik ke kenaikan satu hari terbesar sejak 2008 dan poundsterling Inggris mencatat kenaikan harian terbesar sejak 1985.
Baca: Bahlil: G20 Bisa Tingkatkan Kepercayaan Investor

Peningkatan tahunan dalam inflasi turun di bawah 8,0 persen untuk pertama kalinya dalam delapan bulan. Pasar obligasi pemerintah AS menguat, menekan imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun yang berada pada kecepatan penurunan harian terbesar sejak Maret 2009.
 
Pasar ekuitas melonjak, dengan Nasdaq melonjak lebih dari tujuh persen. Tetapi Presiden The Fed Cleveland, Loretta Mester mengindikasikan masih terlalu dini untuk mengatakan risiko utama terhadap inflasi adalah bank sentral AS tidak menaikkan suku bunga dengan cukup.

"Inflasi yang lebih lemah dari perkiraan adalah penarik bagi pasar," kata Kepala Strategi Pasar B Riley Wealth Art Hogan.
 
Hogan mengatakan inflasi jelas bergerak ke arah yang benar, dan itu membuat The Fed yang lebih hawkish tersudut. Indeks harga konsumen naik 0,4 persen pada Oktober untuk menyamai kenaikan bulan sebelumnya. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan IHK akan naik 0,6 persen.
 
Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah menguap, IHK meningkat 0,3 persen pada basis bulan ke bulan setelah naik 0,6 persen pada September. "Laporan IHK telah memperkuat momentum aksi jual dalam dolar," pungkas Ahli Strategi Mata Uang MUFG, Lee Hardman, di London.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan