Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. FOTO: MI/SUSANTO
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. FOTO: MI/SUSANTO

Para LPS Sedunia Minta Tindakan Nyata untuk Melawan Perubahan Iklim

Media Indonesia.com • 09 November 2022 15:49
Bali: Para Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sedunia yang tergabung dalam International Deposit Insurers (IADI) berkumpul di Bali. Pertemuan itu salah satunya untuk menyuarakan adanya tindakan nyata guna melawan perubahan iklim demi pembangunan berkelanjutan di masa mendatang.
 
Mereka bertemu untuk berdiskusi dalam Seminar Internasional Lembaga Penjamin Simpanan atau International Deposit Insurance Corporation (LPS IDIC) yang mengangkat tema 'Perubahan Iklim, Dekarbonisasi, Keberlanjutan, dan Ekonomi Hijau' dalam program penjaminan dan hubungannya yang erat dengan peningkatan perekonomian suatu negara.
 
"Seminar ini, antara lain sebagai side events Presidensi G20 Indonesia," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dilansir dari Mediaindonesia.com, Rabu, 9 November 2022.

"Dan ingin mendorong semua penjamin simpanan di seluruh dunia, apakah anda anggota International Association of Deposit Insurers (IADI) atau bukan, untuk menyerukan tindakan nyata untuk melawan perubahan iklim dan mendorong ekonomi yang lebih berkelanjutan dan hijau," tambahnya.
Baca: Catat Ya! 21 November Upah Minimum Provinsi Diumumkan

Menurutnya iklim bumi berubah dramatis, serta semakin banyak bencana yang berkaitan dengan cuaca, iklim, dan air terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Bank Dunia mencatat dampak perubahan iklim, yang meliputi banjir, kekeringan, pergeseran pola curah hujan, dan kenaikan suhu, dapat merugikan suatu negara antara 2,5-7 persen dari PDB negara tersebut.
 
"Oleh karena itu, kita tidak bisa mengabaikan keadaan darurat iklim, dan adalah kewajiban kita untuk memimpin jalan melindungi Bumi kita demi mencegah krisis iklim yang lebih besar," jelasnya.
 
"Bahkan jika itu hanya satu tindakan kecil, itu akan membuat perbedaan besar untuk mengurangi perubahan iklim, kami percaya bahwa kita masih memiliki harapan untuk planet yang lebih baik terutama untuk generasi kita selanjutnya. Untuk itu, kita perlu segera mengambil tindakan bersama, khususnya para penjamin simpanan," tuturnya.
 
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang menjadi salah satu pembicara utama dalam forum tersebut mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia membawa tantangan lain karena memiliki dampak lingkungan dan sosial, termasuk polusi, degradasi dan deforestasi hutan, serta ketimpangan pendapatan.
 
"Indonesia juga sedang berjuang dengan krisis lain: perubahan iklim, yang berdampak parah pada lingkungan fisik, ekosistem, dan masyarakat manusia. Sebagai negara kepulauan terbesar dengan dataran rendah dan pulau-pulau kecil yang luas, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim," jelasnya.
 
Oleh karenanya, Luhut sangat mengapresiasi LPS dengan menghelat forum seperti ini. Sebab, menurutnya, Indonesia masih perlu melakukan transformasi ekonomi dengan mempromosikan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam kaitannya dengan program penjaminan yang erat kaitannya dengan stabilitas keuangan dan perbankan nasional.
 
Selain Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan seminar internasional ini turut dihadiri oleh mantan PM Selandia Baru periode 1999-2008 Helen Clark dan delegasi dari 25 negara antara lain dari kawasan Asia, Eropa, dan Afrika di antaranya, Swedia, Georgia, Albania, Jepang, Korea Selatan, dan Ghana.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan