"Kenaikan bahan bakar tidak akan serta merta membuat tren (baik) ini berhenti," kata Sudjono, dalam Media Luncheon BFI Finance dan Pinjam Modal, dilansir dari Antara, Rabu, 7 September 2022.
Dia menjelaskan penyesuaian harga BBM tidak akan memperburuk kinerja perseroan, karena dari sisi permintaan masih tetap akan positif, dan sisi kualitas aset masih tetap akanterjaga. "Kalau kualitas pembiayaan diberikan secara pruden, secara baik, maka tidak serta merta membuat konsumen tidak bisa bayar," ujar Sudjono.
Baca: Lebih Banyak Perusahaan Energi Eropa Mendapatkan Bantuan Negara |
Namun, menurut dia, ketidakstabilan kondisi sosial dan politik justru dapat memengaruhi kinerja perseroan, bahkan seluruh pelaku sektor pembiayaan di Indonesia juga akan terdampak. "Kalau kondisi sosial politik memburuk, terjadi huru hara, pembakaran, kerusuhan, itu yang akan membuat kondisinya akan berubah," ujar Sudjono.
Dia mengatakan penyesuaian harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah ditujukan untuk merealokasikan anggaran ke pos yang lebih produktif, sekaligus lebih tepat sasaran. "Tadinya subsidi untuk membakar minyak. Sekarang harga dinaikkan, pemerintah punya simpanan yang bisa disalurkan untuk kegiatan yang lebih produktif seperti bantuan sosial," ujar Sudjono.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan, perseroan telah mengelola piutang atau managed receivables senilai Rp16,8 triliun atau naik sebesar 23,3 persen tahun ke tahun (yoy) pada semester I-2022. Selain itu, perseroan juga telah meraup laba sebesar Rp828,9 miliar dari jumlah pendapatan yang didapatkan sebesar Rp2,5 triliun pada semester I.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News