Konflik telah menciptakan krisis keuangan bagi perusahaan listrik di Eropa serta mendorong pemerintah di beberapa negara untuk memberikan akses kredit dalam beberapa bulan terakhir.
baca juga: Inflasi Jerman Capai Level Tertinggi Hampir 50 Tahun di Agustus |
Kantor Energi Federal Swiss mengatakan Axpo, perusahaan listrik swasta asal Swiss, akan memiliki akses ke kredit empat miliar franc Swiss (USD4,1 miliar) untuk memastikan likuiditas setelah meminta bantuan sementara pekan lalu.
"Pemerintah merespons dengan baik untuk tak menempatkan pasokan energi Swiss dalam bahaya," kata kantor itu dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 6 September 2022.
Axpo adalah perusahaan listrik yang penting secara sistemik bagi negara itu. Di Finlandia, Fortum, perusahaan energi milik Finlandia, mengatakan telah menyetujui pengaturan pembiayaan jembatan dengan negara, yang juga merupakan pemilik mayoritas, untuk memastikan akses ke sumber likuiditas yang cukup jika harga listrik terus naik.
Fasilitas likuiditas memberi Fortum akses ke 2,35 miliar euro melalui perusahaan induk milik negara, Solidium, tetapi Fortum mengatakan pemanfaatan itu adalah pilihan terakhir.
"Krisis energi Eropa adalah akibat dari keputusan Rusia untuk menggunakan energi sebagai senjata," kata CEO Fortum Markus Rauramo.
Dia menambahkan ini telah menempatkan perusahaannya dan pemasok energi Nordik lainnya dalam situasi yang sulit.
"Ada ketidakpastian besar di pasar dan harga energi telah mencapai rekor tertinggi," kata Rauramo.
Harga gas melonjak sejak Rusia menginvasi Ukraina. Sektor utilitas bergantung pada pasar berjangka untuk menjamin harga tertentu untuk persediaan mereka. Berdasarkan kontrak, mereka diharuskan untuk memberikan jaminan dimuka.
Tetapi jika harga naik, perusahaan diharuskan untuk menyediakan lebih banyak agunan, menciptakan potensi krisis uang tunai.
Fortum mengatakan agunan yang mengikat bursa komoditas Nordik NASDAQ berjumlah sekitar 3,5 miliar euro pada 5 September 2022.
"Perubahan peraturan sangat dibutuhkan untuk mengekang margin dan persyaratan jaminan yang terlalu tinggi," kata Rauramo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News