Foto: dok MI/Rommy Pujianto.
Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Gerak Bursa Sepekan, Mayoritas di Zona Hijau

Ade Hapsari Lestarini • 10 Juli 2021 10:11
Jakarta: Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode sepekan yakni 5-9 Juli 2021, mayoritas bergerak pada zona positif.
 
Adapun kenaikan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar 3,84 persen menjadi Rp11,802 triliun dari Rp11,365 triliun pada pekan sebelumnya. Kemudian peningkatan terjadi pada rata-rata frekuensi harian bursa sebesar 3,29 persen menjadi 1.201.900 transaksi dari 1.163.664 transaksi pada penutupan pekan lalu.
 
"Sementara nilai kapitalisasi pasar bursa meningkat 0,46 persen menjadi Rp7.187,639 triliun dari Rp7.154,948 triliun dari pekan sebelumnya," jelas Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono, dalam siaran persnya, Sabtu, 10 Juli 2021.

Selain itu, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan meningkat 0,28 persen menjadi 6.039,844 dari 6.023,008 pada pekan sebelumnya. Sedangkan data rata-rata volume transaksi harian bursa mengalami perubahan 1,56 persen menjadi 19,044 miliar saham dari 19,346 miliar saham pada penutupan pekan lalu.
 
Investor asing pada penutupan perdagangan Jumat, 9 Juli 2021 mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp23,11 miliar. Sedangkan sepanjang 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp15,750 triliun.
 
 
 

Antrean IPO di bursa

Selama sepekan terdapat tiga pencatatan perdana saham serta masing-masing lima obligasi dan sukuk. Pada Senin, 5 Juli 2021, terdapat pencatatan Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap I-2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PTPP Tahap I-2021 yang diterbitkan oleh PT PP (Persero) Tbk di BEI.
 
Nilai nominal obligasi yang dicatatkan adalah sebesar Rp1,5 triliun. Sedangkan nilai nominal sukuk yang dicatatkan adalah sebesar Rp50 miliar. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi ini adalah idA (Single A) dan Sukuk Mudharabah adalah idA(sy) (Single A Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
 
Kemudian, pada Selasa, 6 Juli 2021 terdapat pencatatan perdana saham PT Bundamedik Tbk. (BMHS) yang merupakan perusahaan tercatat ke-24 di BEI pada 2021. BMHS adalah perusahaan induk dari grup usaha yang bergerak di bidang penyelenggara pelayanan kesehatan.
 
BMHS bergerak pada sektor Healthcare dengan subsektor Healthcare Equipment & Provider. Adapun industri dan subindustri BMHS adalah Healthcare Providers.
 
Pada Rabu, 7 Juli 2021, obligasi berkelanjutan II Aneka Gas Industri Tahap III Tahun 2021 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Aneka Gas Industri Tahap III Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Aneka Gas Industri Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal obligasi sebesar Rp238 miliar serta sukuk sebesar Rp244 miliar.
 
Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia untuk obligasi dan sukuk adalah A-(idn) (Single A Minus). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.
 
Sedangkan pada Kamis, 8 Juli 2021, saham PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) resmi tercatat pada papan akselerasi BEI dan merupakan perusahaan tercatat ke-25 di BEI pada 2021.
 
FLMC memiliki kegiatan usaha utama di bidang produksi tisu basah, kain nonwoven dan produk kesehatan lainnya. FLMC bergerak pada sektor Consumer Non-Cyclicals dengan subsektor Nondurable Household Products. Adapun Industri dan sub industri FLMC adalah Personal Care Products.
 
Pada akhir pekan, yaitu Jumat, 9 Juli 2021, saham dan waran PT PAM Mineral Tbk (NICL) resmi tercatat di papan pengembangan BEI. NICL merupakan perusahaan ke-26 yang tercatat di BEI pada 2021.
 
NICL adalah perusahaan pertambangan nikel yang berdiri sejak 2008. NICL bergerak pada sektor dan sub sektor Basic Materials. Adapun Industri dari NICL adalah Metals & Minerals dengan sub industri Diversified Metals & Minerals.
 
 
 

Penerbitan obligasi

Lalu, masih pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan VI Sarana Multigriya Finansial Tahap I Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Sarana Multigriya Finansial Tahap I Tahun 2021 diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp1,2 triliun dan Rp100 miliar.
 
Hasil pemeringkatan Pefindo untuk Obligasi adalah idAAA (Triple A) dan untuk Sukuk adalah idAAA(sy) (Triple A Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
 
Kemudian, Obligasi OKI Pulp & Paper Mills I Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah OKI Pulp & Paper Mills I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT OKI Pulp & Paper Mills mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp3 triliun dan Rp1 triliun.
 
Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi adalah idA+ (Single A Plus) dan Sukuk adalah idA+(sy) (Single A Plus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank KB Bukopin Tbk.
 
Tidak hanya itu, Obligasi Berkelanjutan II Barito Pacific Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp750 miliar. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi adalah idA (single A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
 
Lalu, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PNM Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Permodalan Nasional Madani (Persero) mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp2 triliun. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PNM Tahap I Tahun 2021 adalah idA+(sy) (Single A Plus Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk.
 
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2021 adalah 46 emisi dari 33 emiten senilai Rp50,31 triliun. Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 471 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp427,32 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 125 emiten.
 
Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 150 seri dengan nilai nominal Rp4.290,18 triliun dan USD400 juta. EBA sebanyak 11 emisi senilai Rp6,39 triliun.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan