Melansir Antara, IHSG naik 23,85 poin atau 0,33 persen ke level 7.166,31. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi saham-saham unggulan juga ikut menguat 0,43 persen ke posisi 815,69.
Ini menjadi sinyal bahwa investor masih cukup percaya diri meskipun pasar global sedang dibayangi ketidakpastian.
Saham yang diburu asing
Dalam analisis harian, Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, IHSG pada hari sebelumnya berhasil ditutup naik 0,67 persen, didukung oleh aksi net buy asing senilai sekitar Rp993 miliar.Beberapa saham yang paling banyak dikoleksi investor asing antara lain, BBCA (Bank Central Asia), ANTM (Aneka Tambang), BBRI (Bank Rakyat Indonesia), BMRI (Bank Mandiri), dan GOTO (GoTo Gojek Tokopedia)
Kehadiran dana asing ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap pasar Indonesia masih cukup solid, terutama di sektor perbankan dan tambang.
Baca juga: IHSG Menguat, Pelaku Pasar Wait and See Suku Bunga BI |
Waspadai level kritis IHSG hari ini
Meski pagi ini dibuka menguat, Fanny mengingatkan bahwa IHSG masih berisiko terkoreksi jika gagal menembus resistance kuat di 7.170.Berikut ini level teknikal IHSG hari ini:
Support: 7.040-7.070
Resistance: 7.170-7.230
Jika IHSG gagal melewati 7.170, investor perlu mewaspadai aksi ambil untung atau tekanan jual lanjutan.
Sentimen global
Tekanan terhadap pasar saham tidak hanya datang dari dalam negeri. Wall Street semalam ditutup melemah tajam karena lonjakan imbal hasil obligasi dan kekhawatiran soal defisit anggaran Amerika Serikat.Dow Jones turun 1,91 persen, S&P 500 turun 1,61 persen, dan Nasdaq turun 1,41 persen.
Imbal hasil obligasi 30 tahun AS melonjak ke 5,09 persen, tertinggi sejak Oktober 2023, sementara yield obligasi acuan 10 tahun naik ke 4,59 persen.
Kenaikan ini dipicu kekhawatiran pasar atas rancangan undang-undang anggaran baru yang dianggap bisa memperburuk defisit fiskal AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News