"Seiring dengan terjaganya sentimen positif oleh investor terhadap prospek pertumbuhan Indonesia dan menurunnya ketidakpastian pascahasil quick-count (hitung cepat) pemilu presiden, arus modal masuk ke pasar saham membatasi keseluruhan nilai arus modal keluar," kata Riefky di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024.
Secara kumulatif, Indonesia mengalami arus modal keluar sebesar USD0,89 miliar selama pertengahan Februari hingga pertengahan Maret 2024. Perkembangan nilai tersebut diperoleh dari arus modal masuk di pasar saham sebesar USD0,50 miliar pada periode yang sama.
Sementara itu sejak pertengahan Februari 2024, Indonesia mengalami arus modal keluar dari pasar obligasi yang mencapai USD1,39 miliar.
Baca juga: BI Kemungkinan Pangkas Suku Bunga di Semester II-2024 |
Gegara penundaan pemangkasan suku bunga Fed
Riefky menuturkan bergesernya sentimen ke arah penundaan pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memicu arus modal keluar dari berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.
Tetapi, akibat semakin rendahnya porsi kepemilikan asing, intervensi aktif oleh Bank Indonesia (BI), dan permintaan domestik yang masih solid cenderung membatasi dampak dari arus modal keluar terhadap imbal hasil surat utang pemerintah.
Saat ini, porsi kepemilikan asing pada surat utang pemerintah hanya sekitar 14,4 persen, jauh lebih rendah dari porsi asing pada 2019 yang mencapai hampir 40 persen.
Selama periode pekan kedua Februari hingga pekan kedua Maret 2024, imbal hasil surat utang pemerintah tenor 10 tahun cenderung stabil di 6,70 persen, sedangkan imbal hasil tenor satu tahun bahkan menurun dari 6,21 persen ke 6,16 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id