"Mempertimbangkan perkembangan terkini dari sisi global dan domestik, kami menilai ruang penurunan suku bunga BI-Rate pada semester kedua 2024 tetap terbuka," kata Josua di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024.
Menurut dia, pendekatan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang berhati-hati terhadap penurunan suku bunga di 2024, serta tekanan inflasi domestik yang masih ada di paruh pertama tahun ini akibat El Nino, mendukung potensi BI yang masih mempertahankan suku bunga BI-Rate pada semester I-2024.
Secara keseluruhan, pihaknya mempertahankan proyeksi BI-Rate akan turun 50 basis poin menjadi 5,50 persen pada akhir 2024.
Kepala Ekonom Bank Permata itu menuturkan, kenaikan inflasi harga bergejolak dan penurunan surplus perdagangan membatasi potensi penurunan BI-Rate lebih awal.
Baca juga: Rupiah Tergelincir di Tengah Penantian Kebijakan Suku Bunga BI |
Tingkat inflasi mulai merangkak naik
Pada Februari 2024, terdapat peningkatan yang signifikan pada tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK), yang naik dari 0,04 persen secara month on month (mom) menjadi 0,37 persen mom.
Secara tahunan, tingkat inflasi juga meningkat, mencapai 2,75 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan 2,57 persen (yoy) di Januari 2024. Kenaikan inflasi itu terutama didorong oleh pergerakan harga bahan makanan, terutama beras.
Surplus perdagangan pada Februari 2024 mengalami penurunan yang signifikan menjadi USD0,87 miliar dari USD2 miliar pada bulan sebelumnya.
Penurunan ekspor disebabkan oleh penurunan permintaan dari Tiongkok selama liburan panjang Tahun Baru Imlek, sementara impor meningkat karena meningkatnya pembelian minyak dan barang-barang konsumsi, terutama beras, untuk mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi menjelang Ramadan tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News