Akuisisi dengan nilai transaksi sebesar Rp7,9 miliar ini akan meningkatkan sumber daya dan cadangan bijih nikel menjadi 302 juta wmt, sehingga menjadikan Harita Nickel sebagai perusahaan tambang nikel terbesar ke-5 di Indonesia berdasarkan sumber daya.
PT GTS memiliki konsesi tambang nikel yang belum beroperasi dengan luas area sebesar 2.314 hektare dengan masa berlaku IUP sampai dengan 2040. Perseroan berencana melakukan aktivitas pengeboran untuk mengetahui besaran cadangan dan sumber daya bijih nikel.
Baca juga: Emiten NCKL Cetak Penjualan Meroket 135% |
Pada saat bersamaan, Harita Nickel juga meningkatkan kepemilikan saham di PT Gane Permai Sentosa (GPS) dari semula 70 persen menjadi 99 persen. Selain dapat meningkatkan sumber daya dan cadangan bijih nikel Perseroan, akuisisi senilai Rp48,8 miliar ini diharapkan dapat memperkuat kontribusi finansial terhadap perseroan.
"Pada akhir November 2023, Perseroan memiliki estimasi cadangan bijih nikel sekitar 302 juta wmt," ujar Corporate Secretary NCKL Franssoka, dalam keterangan tertulis, Minggu, 3 Desember 2023.
Menurut dia, dengan melakukan eksplorasi lebih lanjut pada empat tambang yang dimiliki yaitu PT Obi Anugerah Mineral, PT Jikodolong Mega Pertiwi, PT Karya Tambang Sentosa, dan PT Gane Tambang Sentosa, cadangan bijih nikel yang dibutuhkan oleh anak usaha Harita Nickel
akan meningkat.
PT GTS dan PT GPS adalah perusahaan afiliasi dari Harita Nickel. Transaksi akuisisi telah dilakukan secara transparan sesuai dengan penilaian dari lembaga independen dari KJPP yang ditunjuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News