Meski zaman sekarang serba digital, para ahli keuangan menyarankan agar tetap ada cadangan uang fisik sebagai antisipasi jika terjadi kondisi darurat seperti pemadaman listrik, bencana alam, atau sistem pembayaran yang terganggu.
Berapa jumlah yang disarankan oleh ahli keuangan?
Melansir CNBC International, Sabtu, 19 April 2025, menurut Matthew Saneholtz, CFP dari Tobias Financial Advisors di Florida dirinya merasa nyaman dengan menyimpan uang tunai USD500-USD1.000 untuk masalah tidak terduga. Jika dirupiahkan uang tunai yang harus disiapkannya itu minimal sekitar Rp8 juta.Sementara itu, Crystal McKeon dari TSA Wealth Management menyarankan nominal yang sedikit lebih kecil namun tetap fungsional.
"Menyimpan USD300 hingga USD500 di rumah untuk keadaan darurat atau pengeluaran tunai yang tak terduga adalah hal yang masuk akal," ujar dia.
Baca juga: Marak Peredaran Uang Palsu, Yuk Kenali Ciri-cirinya hingga Cara Membedakan dengan Uang Asli |
Risiko menyimpan uang tunai terlalu banyak
Menyimpan uang tunai di rumah memang tergantung preferensi pribadi. Tapi jangan sampai berlebihan. Melissa Caro, CFP dan pendiri My Retirement Network mengingatkan agar tidak menyimpang uang berlebihan."Saya tidak akan berlebihan dalam menggunakan uang tunai, karena tidak diasuransikan oleh FDIC dan tidak menghasilkan bunga," ucap dia.
FDIC hanya menjamin uang yang disimpan di rekening bank, bukan uang fisik di rumah. Selain itu, uang tunai juga rawan hilang, dicuri, atau bahkan digunakan tanpa perencanaan matang.
Nicole Sullivan dari Prism Planning Partners juga menyebutkan, jika kamu memiliki sejumlah besar uang fisik, kamu mungkin akan lebih tergoda untuk membelanjakan uang tersebut untuk hal-hal yang seharusnya dihindari.
Jangan lupa dana darurat di rekening
Selain uang tunai fisik, jangan lupakan dana darurat dalam bentuk tabungan di bank. Umumnya, ahli keuangan menyarankan menabung tiga hingga enam bulan pengeluaran penting di rekening yang mudah diakses.Bahkan di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti, disarankan untuk menyiapkan dana hingga setahun penuh pengeluaran, terutama jika bekerja di industri yang rawan pemutusan hubungan kerja.
"Jika kamu berada di industri yang kemungkinan besar akan mengalami PHK... simpanlah untuk jangka waktu sekitar sembilan hingga 12 bulan," ujar Saneholtz.
Namun faktanya, banyak orang belum memiliki dana darurat sama sekali. Berdasarkan survei U.S. News & World Report 2025, sekitar 42 persen warga Amerika tidak memiliki tabungan darurat, dan 40 persen tidak bisa menutupi pengeluaran tak terduga sebesar USD1.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id