Mengutip data Bloomberg, Selasa, 24 September 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.187 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 19 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp15.206 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 19 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 35 poin di level Rp15.187 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.206 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp15.180 per USD. Rupiah menguat 14 poin atau setara 0,09 persen dari Rp15.194 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.186 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik tipis lima poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp15.191 per USD.
Baca juga: Rupiah Pukul Mundur Dolar AS di Selasa Pagi |
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tumbuh stabil
Ibrahim mengungkapkan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2024 tetap stabil, akibat terjadi pemangkasan suku bunga BI Rate serta Fed Fund Rate (FFR), pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,06 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
"Proyeksi tersebut cenderung stabil dari realisasi kuartal kedua 2024 yang sebesar 5,05 persen (yoy) di tengah perkembangan global yang terus dinamis," papar dia.
Sejalan dengan kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang melakukan pemangkasan FFR sebesar 50 basis poin (bps) pada pekan lalu. Pada saat yang sama, Bank Indonesia mengambil langkah lebih dahulu dari pada The Fed, dengan pemangkasan 25 bps.
"Kita harap dengan tadi perkembangan FFR yang menurun, akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia," lanjut dia.
Sementara itu, ketidakpastian atau volatilitas di pasar keuangan mulai menunjukkan penurunan dan semakin membaik. Di mana aliran modal mulai masuk ke pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN).
Meski arah kebijakan moneter di negara maju, utamanya AS menunjukkan soft landing, Sri Mulyani tetap akan mewaspadai kondisi geopolitik, termasuk perkembangan Pemilu di AS yang akan menentukan arah kebijakan.
Adapun, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada akhir 2024. Sementara secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sepanjang semester pertama lalu berada di angka 5,08 persen.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melihat seiring dengan mulai berlangsungnya pemangkasan suku bunga acuan, ekonomi mampu tumbuh tetap berada pada rentang 4,7 persen hingga 5,5 persen, dengan nilai tengah di angka 5,1 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News