"Tidak akan ada (pembagian dividen) di tahun ini, akan dipertimbangkan di tahun berikutnya," kata Direktur KDB TIFA Ester Gunawan, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 14 Juni 2024.
Ester menjelaskan, keputusan tak membagikan dividen itu lantaran KDB Finance akan memanfaatkan labanya untuk menambah saldo laba ditahan perusahaan. "Iya, karena masih diperlukan pemupukan," sambung dia.
Padahal, perusahaan masih membukukan laba bersih sebesar Rp59,66 miliar di sepanjang 2023. Nilai itu tumbuh 4,57 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp57,06 miliar. Kemudian pendapatan juga naik 9,26 persen dari Rp158,9 miliar menjadi Rp173,6 miliar di 2023.
Sementara dari sisi aset, perusahaan multifinance ini mencatat pada periode 2023 terjadi peningkatan sebesar 12,48 persen menjadi Rp1,80 triliun.
Baca juga: OJK: Utang Masyarakat di Multifinance Bengkak Jadi Rp486,35 Triliun |
Alokasi penggunaan laba
Dalam RUPS tersebut, pemegang saham menyepakati untuk menggunakan laba perusahaan tahun buku 2023 yang akan ditahan dengan rincian sebesar Rp50 juta dialokasikan sebagai dana cadangan, kemudian sebanyak Rp59,61 miliar sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja perseroan.
Perlu diketahui, ini bukan pertama kalinya TIFA puasa bagi dividen. Tahun sebelumnya, pemegang saham kala itu juga menyetujui untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2022 dengan penggunaan laba bersih Rp57,06 miliar untuk dibukukan sebagai dana cadangan sebesar Rp50 miliar dan sisanya dibukukan sebagai laba ditahan, untuk menambah modal kerja perseroan.
Melansir dari situs resmi perusahaan, laba bersih sejak tahun buku 2019 sampai tahun buku 2023 tidak membagikan dividen kepada pemegang saham namun dividen ditahan untuk menambah saldo laba perseroan.
Sementara itu, Presiden Direktur KDB Tifa Finance Cho Jaeseong menolak memberikan komentar ketika ditanya mengenai alasan pihaknya tidak pernah membagikan dividen kepada seluruh pemilik saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News