Mengutip data Bloomberg, Senin, 15 Juli 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.170 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 33 poin atau setara 0,21 persen dari posisi Rp16.136 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 33 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 45 poin di level Rp16.170 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.136 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.165 per USD. Rupiah melemah 31 poin atau setara 0,19 persen dari Rp16.134 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.174 per USD. Mata uang Garuda tersebut juga turun sebanyak 20 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.154 per USD.
Baca juga: Pascainsiden Penembakan Trump, Rupiah Dibuka Ambruk |
Neraca perdagangan cetak surplus lagi
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia mencatatkan surplus pada Juni 2024. Surplus neraca perdagangan barang pada Juni 2024 mencapai USD2,39 miliar atau turun USD0,54 miliar bila dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD2,92 miliar. Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Adapun surplus neraca perdagangan Juni 2024 ditopang oleh komoditas nonminyak dan gas (migas) yakni sebesar USD4,43 miliar. Komoditas yang memberikan sumbangan surplus adalah bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), besi dan baja (HS 72) dan beberapa komoditas lainnya.
Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas Juni 2024 sebesar USD4,43 miliar lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar USD4,25 miliar, maupun bulan yang sama tahun lalu yang sebesar USD4,41 miliar.
Pada saat yang sama, neraca perdagangan dari komoditas migas tercatat defisit USD2,04 miliar. Komoditas penyumbang defisit berasal dari hasil minyak dan minyak mentah. Defisit neraca perdagangan migas Juni 2024 lebih dalam dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni sebesar USD1,33 miliar, maupun dibandingkan dengan bulan sama tahun lalu sebesar USD0,96 miliar.
Lebih lanjut, neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2024 masih surplus karena nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor. Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD20,84 miliar, atau turun 6,65 persen secara bulanan. Sedangkan nilai impor Indonesia tercatat sebesar USD18,45 miliar, atau turun 4,89 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id