Janji transparansi, keamanan, dan manajemen terdesentralisasi sangat relevan untuk Asia Tenggara, sebuah kawasan dengan ekonomi yang beragam, infrastruktur keuangan yang berbeda, dan populasi besar tanpa akses perbankan.
Asia Tenggara merupakan rumah bagi lebih dari 570 juta orang, yakni sekitar 70 persen dari mereka tidak memiliki akses ke layanan keuangan. Model perbankan tradisional, meskipun kuat namun sering kali tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan populasi yang begitu besar. Blockchain pun menjadi solusinya.
Startup teknologi blockchain, D3 Labs, membagikan rancangan transformasinya untuk industri keuangan ASEAN, memanfaatkan potensi tak tertandingi dari teknologi blockchain untuk membantu narasi keuangan.
Baca juga: Mau Dapat Untung dari Blockchain? Begini Caranya |
Revolusi perbankan Asia Tenggara
Kawasan Asia Tenggara memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat dan transformasi digital, menyajikan kesempatan unik untuk integrasi solusi blockchain. Visi ambisius D3 Labs adalah memberdayakan infrastruktur perbankan, memungkinkan transaksi keuangan yang lebih cepat, transparan, dan aman untuk bisnis dan konsumen.
Pertumbuhan ekonomi luar biasa wilayah ini ditunjukkan oleh data 2022, dengan PDB total wilayah ASEAN yang terdiri dari 10 negara Asia Tenggara, mencapai sekitar USD3,66 triliun, meningkat secara signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kinerja ekonomi yang kuat di wilayah ini, dengan PDB yang terus meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Selain itu, pada 2021 Asia Tenggara muncul sebagai pasar yang sedang berkembang dengan lebih dari 400 juta pengguna internet dan ekonomi digital yang berkembang pesat. Tingkat penetrasi internet yang tinggi, melebihi 70 persen di semua negara kecuali Laos, Myanmar dan Timor-Leste, menandakan kesiapan wilayah Asia Tenggara untuk transformasi digital.
Konvergensi pertumbuhan ekonomi dan konektivitas digital ini memberikan basis yang subur bagi solusi inovatif seperti blockchain untuk meningkatkan sektor keuangan, membawa efisiensi, transparansi, dan keamanan yang lebih besar bagi bisnis dan konsumen.
Co-CEO D3 Labs, Chung Ying Lai, mengungkapkan strategi ambisius perusahaan untuk memperkenalkan jaringan perbankan berbasis blockchain di kawasan ASEAN.
"Keamanan, transparansi, dan interkoneksi membentuk masa depan perbankan. Rencana kami menguraikan sebuah rencana untuk merevolusi sektor perbankan ASEAN, mengintegrasikan blockchain di pusatnya. Kami percaya ini tidak hanya akan menyediakan keamanan dan efisiensi yang meningkat, tetapi juga mendorong inklusi keuangan yang lebih besar di seluruh kawasan," kata Ying, dalam keterangan tertulis, Jumat, 29 September 2023.
Selama presentasinya dalam "Building The Future of Banking With Blockchain" yang diselenggarakan United Overseas Bank (UOB), Ying menjelajahi evolusi perbankan dari sistem berbasis kertas, hingga potensi saat ini dari sistem buku besar blockchain. Dengan menekankan sifat transformatif dari blockchain untuk berbagai segmen seperti pembayaran lintas batas, jalur pembiayaan, serta manajemen aset.
"Buku besar telah berevolusi seiring dengan teknologi. Blockchain memberi petunjuk tentang era transaksi domestik dan internasional akan disederhanakan, diproteksi, dan transparan. Ini bukan hanya dapat dibayangkan tetapi juga sangat diperlukan," jelas Ying.
Baca juga: 6 Proyek Kripto yang Diperhitungkan di Tahun 2023 |
Mendirikan jaringan perbankan berbasis blockchain
Ying pun menggambarkan misi visioner D3 Labs untuk mendirikan jaringan perbankan berbasis blockchain di kawasan Asia Tenggara, di antaranya:
- Perbankan terdesentralisasi. D3 Labs melihat masa depan di mana sistem perbankan terpusat berkembang menjadi jaringan peer-to-peer yang lebih terdesentralisasi, menghasilkan pengurangan biaya dan peningkatan aksesibilitas.
- Keamanan yang ditingkatkan. Memanfaatkan sifat yang tidak bisa diubah dari blockchain untuk mengurangi penipuan dan ancaman siber.
- Transaksi lintas batas. Mengoptimalkan transfer uang lintas batas, memotong waktu tunggu dan biaya, serta memungkinkan interaksi keuangan yang lancar.
- Inklusi keuangan. Memanfaatkan jangkauan universal blockchain untuk mengintegrasikan masyarakat yang tidak memiliki akses ke sistem perbankan ke dalam struktur ekonomi Asia Tenggara.
Ying juga memperkenalkan platform SeaSeed, saluran blockchain revolusioner yang dikembangkan bersama bank digital Indonesia. Didesain untuk transaksi mulai dari transfer domestik hingga akuisisi, merupakan bukti lahirnya inovasi.
"Kami berada di ambang revolusi keuangan di Asia Tenggara. Kolaborasi dapat melahirkan era perbankan yang berpusat pada pemberdayaan daripada keuntungan semata," tutur Ying.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News