Return on Equity (ROE) pun meningkat signifikan menjadi 15,94 persen dari 9,94 persen pada 2022 dan Return on Assets (ROA) meningkat menjadi 2,06 persen dari 1,21 persen pada tahun lalu.
baca juga: DBS Indonesia Dukung Empat Startup Ekonomi Sirkular di Indonesia |
Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong menjelaskan perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi perusahaan dan volume bisnis secara keseluruhan. Hal ini ditunjang oleh pengambilan langkah-langkah strategis yang tepat untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan serta mencerminkan keputusan investasi strategis Bank dan responsivitas terhadap dinamika pasar.
"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk menjaga kesehatan likuiditasnya, termasuk memantau arah dan proyeksi kebijakan suku bunga," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu, 27 Maret 2024.
Lebih dari itu, pendapatan bunga bersih meningkat 21,74 persen menjadi Rp5,06 triliun sejalan dengan peningkatan Net Interest Margin (NIM) 79 basis poin menjadi 6,02 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 5,23 persen.
Peningkatan margin bunga bersih ini merupakan hasil dari upaya Bank dalam menerapkan kebijakan strategisnya dalam manajemen likuiditas yang berhati-hati di tengah kondisi pasar yang berubah.
Pendapatan operasional lainnya juga mengalami kenaikan sebesar 54,79 persen pada 2023, mencapai Rp1,76 triliun dibandingkan dengan Rp1,14 triliun pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan dari aktivitas investasi efek dan obligasi pemerintah, yang meningkat menjadi Rp1 triliun pada 2023 dari Rp278,55 miliar pada tahun sebelumnya.
Selanjutnya, total aset Bank melonjak menjadi Rp112,97 triliun, menandai peningkatan yang signifikan sebesar 13,79 persen dari Rp99,28 triliun yang tercatat pada 2022. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh lonjakan obligasi pemerintah yang dimiliki yang meningkat 82,15 persen atau sebesar Rp12,43 triliun menjadi Rp27,56 triliun dan pinjaman yang diberikan yang meningkat 14,98 persen menjadi Rp63,44 triliun pada 2023.
Sementara itu, simpanan nasabah melonjak menjadi Rp84,27 triliun, mewakili peningkatan yang signifikan sebesar 16,64 persen atau Rp12,02 triliun dari Rp72,25 triliun tahun sebelumnya.
Segmen perbankan ritel
Untuk segmen perbankan ritel, kredit unit Consumer Banking Group (CBG) meningkat 24 persen dari tahun lalu. Pada 2023, CBG memberikan kontribusi sebesar 18 persen terhadap total penyaluran kredit dan 47 persen terhadap total penghimpunan dana Bank DBS Indonesia.Pencapaian ini didukung oleh keberhasilan CBG dalam meningkatkan jumlah nasabah serta mengembangkan skala bisnis melalui beragam inisiatif yang fokus pada pengembangan kapasitas dan kapabilitas baru dalam mewujudkan pertumbuhan yang berkesinambungan.
Sepanjang 2023, segmen CBG mencatatkan pertumbuhan kredit di hampir seluruh produk yaitu ecosystem lending, personal loan, dan kartu kredit masing-masing sebesar 60 persen, 28 persen dan 13 persen dibandingkan dengan 2022.
Pertumbuhan pada pembiayaan produk personal loan dan kartu kredit didukung melalui saluran distribusi konvensional maupun saluran digital di mana terdapat peningkatan customer base dan jumlah pemegang kartu kredit. Sedangkan pada ecosystem lending pertumbuhan didukung dengan penambahan mitra dalam ekosistem.
Kinerja positif ini juga memberikan pertumbuhan modal organik yang sehat, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami peningkatan menjadi 25,16 persen dari tahun lalu sebesar 23,58 persen.
Pencapaian ini jauh di atas ketentuan minimum sesuai profil risiko Bank, yaitu sebesar sebesar 10 persen di samping buffer yang wajib disediakan sebesar 2,5 persen. Hal ini mencerminkan permodalan Bank DBS Indonesia yang kuat guna mendukung bisnis dan pertumbuhan aset serta memberikan ketahanan dalam lingkungan pasar yang dinamis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News