Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

IHSG Dibuka Melemah Pagi Ini, Apa Penyebabnya?

Annisa ayu artanti • 11 Juni 2025 10:14
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu pagi bergerak melemah di tengah optimisme pelaku pasar terhadap kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
 
Melansir Antara, Rabu, 11 Juni 2025, IHSG dibuka melemah 16,15 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.214,59. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,88 poin atau 0,60 persen ke posisi 807,92.
 
"IHSG berpeluang menguat terbatas pada hari ini," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas.

Pasar mencermati negosiasi AS dan Tiongkok

Dari mancanegara, pelaku pasar tengah mencermati negosiasi lanjutan antara AS dan Tiongkok yang berlangsung di London, Inggris, yang mana pasar menaruh harapan yang begitu besar terhadap pertemuan para pejabat tinggi kedua negara tersebut.

Pembicaraan antara pejabat AS dan Tiongkok berlanjut pada hari kedua, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick berharap diskusi akan selesai pada Selasa malam, 10 Juni 2025 namun bisa berlanjut hingga Rabu, 11 Juni 2025 apabila diperlukan.
 
Baca juga: IHSG Hari Ini Naik Tipis, Pasar Menanti Sinyal Damai dari AS-Tiongkok

Lutnick mengatakan pertemuan berjalan dengan sangat baik, sehingga memberikan ekspektasi tinggi terhadap pasar di tengah gersangnya sentimen terhadap pasar saat ini.
 
Delegasi negosiasi dari AS dijadwalkan kembali ke Washington DC, AS, untuk mendapatkan persetujuan dari Presiden AS Donald Trump terhadap kerangka kerja yang telah dinegosiasikan.

Menanti data ekonomi AS

Di sisi lain, pelaku pasar menantikan data inflasi AS periode Mei 2025 yang diperkirakan sebesar 0,2 persen (mtm), atau stabil seperti bulan sebelumnya dan sebesar 2,5 persen (yoy) dari 2,3 persen (yoy) di April 2025.
 
Apabila inflasi tercatat lebih tinggi dari ekspektasi, maka bisa mempersempit ruang bagi bank sentral AS The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya.
 
Dari dalam negeri, pemerintah AS menganggap dokumen negosiasi tarif Indonesia sudah sesuai dengan kemauan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa hal itu membuat rencana negosiasi tarif resiprokal dengan AS untuk putaran kedua tidak jadi dibutuhkan.
 
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia periode Mei 2025 terpantau stabil di level USd152,5 miliar atau sama dengan bulan sebelumnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan