Melansir Antara, Selasa, 10 Juni 2025, IHSG dibuka menguat 23,43 poin atau 0,33 persen ke level 7.136,86. Sementara itu, indeks LQ45, yang berisi saham-saham unggulan juga ikut naik 3,67 poin atau 0,46 persen ke posisi 805,37.
Pertemuan AS-Tiongkok jadi katalis positif
Kabar baik datang dari London. Pertemuan antara pejabat tinggi Amerika Serikat dan Tiongkok berhasil menciptakan optimisme baru di pasar global.Pertemuan itu terjadi setelah pembicaraan telepon antara Presiden AS dan Presiden Tiongkok beberapa hari sebelumnya.
Delegasi AS yang hadir di London mencakup nama-nama penting seperti Menteri Keuangan Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick.
Sementara itu, Tiongkok diwakili oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng. Pertemuan ini dinilai sebagai langkah konkret meredakan ketegangan dagang antar dua raksasa ekonomi dunia.
Baca juga: IHSG Menguat di Awal Pekan, Tapi Waspadai Sentimen Global Gara-gara Trump! |
Prediksi IHSG hari ini
Menurut analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, selama IHSG masih berada di atas garis MA200 (Moving Average 200 hari) di kisaran 7.133, maka indeks berpotensi terus naik dan menutup gap ke level 7.166. Target resistance berikutnya? Bisa jadi 7.170.Kondisi ini memberikan harapan bagi investor bahwa tren positif bisa terus berlanjut, setidaknya dalam jangka pendek.
Sentimen global
Selain pertemuan AS-Tiongkok, para pelaku pasar kini juga menantikan data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis akhir pekan ini.Data tersebut penting karena akan memengaruhi keputusan suku bunga The Fed pada FOMC 17-18 Juni 2025.
Jika inflasi melandai, bukan tidak mungkin The Fed memilih untuk menahan atau bahkan menurunkan suku bunga acuannya, yang tentu saja bisa menjadi sentimen positif tambahan bagi pasar saham global, termasuk Indonesia.
Tiongkok masih alami deflasi
Sayangnya, dari Asia, kabar ekonomi Tiongkok belum sepenuhnya cerah. Negara itu masih mengalami deflasi 0,1 persen (yoy) dan 0,2 persen (mtm) pada Mei 2025, melanjutkan tren penurunan dari bulan sebelumnya.Sektor manufaktur pun masih menunjukkan kontraksi. Artinya, daya beli dan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sedang lesu yang bisa berdampak ke pasar Asia secara keseluruhan.
Sentimen domestik
Dari dalam negeri, perhatian investor tertuju pada negosiasi dagang Indonesia dengan AS yang dijadwalkan berlangsung minggu ini di Washington DC.Pemerintah RI berencana membahas tarif, hambatan non-tarif, perdagangan digital, hingga isu keamanan ekonomi nasional.
Selain itu, ada juga kabar soal rencana realisasi investasi oleh Danantara Indonesia yang bisa menjadi penyemangat baru bagi pasar modal Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News