Berdasarkan data RTI, Senin, 27 Mei 2024, IHSG ditutup pada level 7.176,42. IHSG melemah 45,96 poin atau 0,64 persen jika dibandingkan dengan posisi pembukaan perdagangan.
Pada hari ini tercatat sebanyak 21,1 miliar saham telah diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp14,89 triliun.
Terpantau sebanyak 367 saham melemah pada hari ini. Sementara hanya 207 saham yang menguat dan 205 saham lainnya stagnan.
| Baca juga: Habis Libur Panjang, IHSG Mencoba Cari Cuan di Awal Pekan |
Properti jadi sektor terbesar pelemahan
Adapun dari saham-saham yang mengalami pelemahan itu, berdasar data Bursa Efek Indonesia, pelemahan terbesar berasal dari sektor properti yaitu minus 1,68 persen. Lalu disusul sektor industri yang melemah minus 1,52 persen.Sedangkan sektor saham yang mengalami penguatan adalah teknologi dan konsumen non siklikal. Masing-masing menguat 2,36 persen dan 0,07 persen.
Masih mengacu data RTI, pelemahan IHSG sore ini berbanding terbalik dengan pergerakan bursa saham global, yang sebagian besar menguat.
Nikkei 225 Index tercatat menguat 0,66 persen, Hang Seng Index mengaut 1,17 persen, Shanghai Composite Index menguat 1,14 persen, dan Straits Times Index menguat 0,06 persen.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pelemahan IHSG ini berasal dari sentimen eksternal dan internal.
“Sentimen eksternal dan internal membayangi pergerakan indeks IHSG," kata tim dilansir Antara.
Bursa Asia ditopang ekspektasi suku bunga
Sementara dari mancanegara, bursa regional Asia dibayangi oleh berkurangnya ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, terutama setelah risalah pertemuan The Fed pada Mei 2024, yang mengungkapkan kekhawatiran inflasi yang sedang berlangsung, dengan beberapa pejabat cenderung menaikkan suku bunga.Dalam pandangan risalah itu, para petinggi The Fed masih mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang belum ditentukan, karena keraguan suku bunga yang berlaku apakah mampu menurunkan inflasi.
Hal tersebut dilatarbelakangi sikap dari Gubernur The Fed Jerome Powell dan pejabat The Fed lainnya menekankan perlu lebih banyak bukti inflasi berada pada jalur yang berkelanjutan menuju target dua persen yang ditetapkan The Fed, sebelum memangkas suku bunga acuan.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2024 sekitar 4,7 hingga 5,5 persen, yang dilatarbelakangi oleh pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 yang sebesar 5,11 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News